JAKARTA, iNewsTangsel.id -Pemerintah Arab Saudi dilaporkan tertarik untuk merestorasi hubungan dengan Israel setelah konflik di Jalur Gaza.
Namun, Duta Besar Arab Saudi untuk Inggris, Pangeran Khalid bin Bandar, menegaskan bahwa kesepakatan yang mungkin dicapai harus mendukung pembentukan negara Palestina.
Dalam wawancara radio dengan BBC, ia menyampaikan bahwa kesepakatan itu hampir tercapai sebelum kerajaan menghentikan perundingan yang dimediasi Amerika Serikat, pasca-serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Hal ini dilaporkan oleh Anadolu Agency.
Meskipun mengakui adanya korban "menyedihkan" di Gaza, Pangeran Khalid, Dubes Saudi untuk Inggris, menyatakan bahwa pemerintah Saudi masih tertarik menjalin hubungan dengan Israel.
Dia menegaskan bahwa normalisasi tidak akan merugikan rakyat Palestina, dan bahwa kesepakatan yang hampir tercapai sebelumnya tetap mencakup kemerdekaan bagi negara Palestina.
Duta Besar Saudi juga menyoroti "kegagalan kemanusiaan" di Gaza, dan menegaskan bahwa komunitas internasional belum cukup berupaya untuk mengakhiri peperangan tersebut. Sebagai pemimpin dunia Arab dan Islam, Arab Saudi belum pernah secara resmi mengakui Israel sejak pendiriannya pada tahun 1948. Sebuah kesepakatan normalisasi akan menjadi terobosan signifikan bagi Israel.
Dilaporkan oleh BBC pada Rabu (10/1/2024), Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), menyatakan dalam wawancara televisi AS pada akhir September 2023 bahwa mereka "setiap hari semakin dekat" mencapai kesepakatan. Meskipun MBS menganggap masalah Palestina yang merdeka.
Pejabat Saudi dilaporkan meminta AS menghentikan pembicaraan tiga arah beberapa hari setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober. Setelah bertemu Putra Mahkota Saudi, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan minat untuk normalisasi hubungan, tetapi menekankan perlunya mengakhiri konflik di Gaza dan mencari solusi praktis untuk negara Palestina.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait