Pemerintah Fokus Pulihkan Pusat Data Nasional dan Abaikan Hacker yang Minta Tebusan Rp131 Miliar

Hasiholan
Terkait permintaan tebusan sebesar Rp 131 miliar, Nezar menyatakan bahwa pemerintah lebih fokus pada pemulihan layanan terlebih dahulu. ( Foto : Istimewa)

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Pusat Data Nasional mengalami gangguan akibat serangan ransomware Brain Chiper. Meski pelaku meminta tebusan sebesar USD 8 juta atau setara Rp 131 miliar, pemerintah lebih fokus pada pemulihan layanan publik yang terdampak. 

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan bahwa gangguan pada Pusat Data Nasional Sementara disebabkan oleh serangan ransomware terbaru.

Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sebanyak 210 instansi pemerintah, baik di pusat maupun daerah, terdampak oleh serangan ransomware ini.

"Data menunjukkan ada 210 instansi, baik di pusat maupun daerah, yang terdampak. Direktorat Jenderal Imigrasi berhasil melakukan relokasi dan mengaktifkan kembali layanannya. LKPP, Kemenko Marves, dan Pemerintah Kota Kediri juga sudah aktif kembali, sementara yang lainnya masih dalam proses pemulihan. Kami sedang memigrasi data-datanya," ujar Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria, yang ditemui pada kesempatan yang sama, menduga pelaku serangan siber ini berasal dari luar negeri.

Editor : Hasiholan Siahaan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network