JAKARTA, iNewsTangsel.id - Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Centre for Innovation and Technology Studies (CTIS), Ikatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI), dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menggelar diskusi bertajuk “Penataan Ekosistem IPTEK untuk Mendukung Asta Cita” di Jakarta, Rabu (28/08). Diskusi ini menyoroti pentingnya kolaborasi erat antara akademisi, industri, dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mampu mendukung visi Indonesia 2045 yang maju, berdaulat, adil, dan makmur.
Asta Cita, visi pembangunan yang dicanangkan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming, menekankan penguatan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan inovasi sebagai pilar utama pembangunan. Pemanfaatan hasil riset dan inovasi dipandang sebagai kunci penggerak daya saing bangsa dan pembangunan berkelanjutan.
Kolaborasi Sebagai Kunci Inovasi
Prof. Dr. Ir. Indroyono Soesilo, M.Sc, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Periode 2014-2015, menekankan bahwa Indonesia membutuhkan infrastruktur IPTEK yang kuat untuk mendukung inovasi di berbagai sektor. "Tanpa kolaborasi yang erat, pembangunan infrastruktur IPTEK akan tertinggal dari negara lain yang sudah bergerak lebih cepat. Kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mempercepat penerapan teknologi dalam industri," tegasnya.
Indroyono juga menyoroti pentingnya memanfaatkan hasil riset untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri. Menurutnya, penelitian yang diselaraskan dengan kebutuhan industri akan mempercepat pencapaian target pembangunan nasional. “Hasil riset kita harus keluar dari laboratorium dan langsung diterapkan untuk memecahkan masalah nyata di lapangan,” jelasnya.
Tantangan dan Solusi Ekosistem IPTEK
Tantangan utama yang dihadapi ekosistem IPTEK saat ini adalah minimnya koordinasi antara akademisi, industri, dan pemerintah, menurut Bambang Brodjonegoro, mantan Menristek/Kepala BRIN. Ia menegaskan perlunya membangun jembatan yang kuat di antara ketiga sektor ini. "Dengan kerja sama yang lebih erat, kita bisa mendorong inovasi yang lebih relevan dan solutif," ungkapnya.
Diskusi ini menghasilkan beberapa rekomendasi strategis untuk mendukung implementasi Asta Cita melalui penguatan ekosistem IPTEK. Rekomendasi tersebut mencakup optimalisasi UU No.11/2019 tentang Sistem Nasional Pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Inovasi serta pengembangan infrastruktur IPTEK berbasis kebutuhan pasar dan masyarakat.
Membangun Ekosistem IPTEK untuk Masa Depan
Acara yang dihadiri oleh berbagai tokoh dan pegiat IPTEK ini menjadi bagian dari langkah penting menuju visi Indonesia Maju 2045. Di antara tokoh yang hadir adalah Prof. Wardiman, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1993-1998, dan Prof. Rahadi Ramelan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan 1998-1999.
Diskusi ini menekankan bahwa dengan ekosistem IPTEK yang inklusif dan kolaboratif, Indonesia akan mampu bersaing di panggung global. Inovasi yang didorong dari hasil riset dan teknologi diharapkan berdampak besar bagi pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah, akademisi, dan industri terus diharapkan bersinergi dalam upaya membangun bangsa melalui ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait