"Banten bagian selatan, seperti Kabupaten Lebak dan Pandeglang, memiliki tantangan infrastruktur, sehingga jalan poros desa perlu diperbaiki. Sementara di bagian utara, Tangerang Raya dan sekitarnya, kita perlu menciptakan konektivitas transportasi yang terintegrasi," tambahnya.
Mantan Wali Kota Tangsel dua periode ini juga mendorong percepatan pembangunan koridor jalan pesisir barat (Saketi-Malingping) dan tengah Banten (Jasinga-Maja-Rangkasbitung). Ia menekankan perlunya peraturan daerah (Perda) untuk mendukung aktivasi Kawasan Banten Timur melalui pembangunan koridor alternatif yang menghubungkan Cipanas-Bayah.
Duet Airin-Ade menargetkan pengurangan signifikan waktu tempuh dan transit antar wilayah di Provinsi Banten. Mereka juga berencana menghidupkan kembali jalur rel kereta untuk memperluas dampak sektor pariwisata dan konektivitas infrastruktur regional. Selain itu, mereka akan mendorong penggunaan Pelabuhan Bojonegara sebagai pengumpan Tanjung Priok dan jalur distribusi yang terintegrasi.
Airin juga berencana mendorong pembangunan MRT (Mass Rapid Transit) di koridor selatan-utara dari Lebak Bulus Jakarta hingga Rawa Buntu Tangerang Selatan, serta integrasi ke wilayah lain di Tangerang Raya. "Bukan hanya untuk Tangsel, saya sudah berdiskusi dengan Pak Budi Karya, Menteri Perhubungan, tentang menciptakan Sistem Terintegrasi Jabodetabek," katanya.
Pengamat ekonomi Banten, Deni Sunaryo, menyatakan bahwa Pemprov Banten ke depan perlu berperan aktif dalam pembangunan jalan poros desa, terutama di wilayah Banten selatan. "Aksesibilitas dan mobilitas masyarakat harus ditingkatkan untuk mendukung perekonomian," ujarnya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait