Pada 26 Agustus 2024, lebih dari 4.000 bibit tanaman herbal dikirim dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Bibit-bibit ini telah melalui pemeriksaan ketat oleh petugas karantina untuk memastikan bahwa mereka bebas dari hama dan penyakit. Setelah pemeriksaan, bibit-bibit tersebut dikirim ke Bandara Internasional Sisingamangaraja XII, Silangit, Tapanuli Utara, sebelum didistribusikan ke TSTH2 di Kecamatan Pollung.
N. Prayatno Ginting, Kepala Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatra Utara, menambahkan, “Kami berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan TSTH2 dengan memastikan bahwa setiap benih yang masuk telah memenuhi standar kesehatan yang ketat. Dengan adanya QR code, kami dapat memantau setiap tahap perjalanan benih ini, sehingga transparansi dan kualitas tetap terjaga.”
TSTH2 di Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, merupakan salah satu proyek strategis yang diharapkan dapat meningkatkan produksi tanaman herbal dan hortikultura di Indonesia. Dengan pengawalan ketat dari Badan Karantina Indonesia, diharapkan benih-benih yang ditanam di kawasan ini dapat tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang optimal.
Kunjungan ini juga menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara Badan Karantina Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dalam mendukung pengembangan sektor pertanian di Indonesia. “Kami akan terus bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dalam pengembangan TSTH2 berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,” tutup Sahat.
Dengan adanya pengawalan ketat dari Badan Karantina Indonesia dan penerapan QR code untuk traceability, diharapkan TSTH2 dapat menjadi contoh sukses dalam pengembangan tanaman herbal dan hortikultura yang sehat dan berkualitas di Indonesia.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait