JAKARTA, iNewsTangsel.id - Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta sumber daya manusia (SDM) di rumah sakit. Berbagai program pelatihan, sertifikasi, dan pengembangan kompetensi dilaksanakan untuk para tenaga kesehatan, manajemen, dan staf rumah sakit di seluruh Indonesia.
Ketua Umum PERSI, dr. Bambang Wibowo, Sp.O.G., SubSp.K.Fm, MARS, FISQua, menyampaikan bahwa pihaknya sangat memahami pentingnya menjaga standar pelayanan kesehatan agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi medis. Selain itu, PERSI juga aktif mendorong rumah sakit untuk memperoleh akreditasi dan sertifikasi yang diakui, baik di tingkat nasional maupun internasional, sehingga kualitas pelayanan yang diberikan dapat diandalkan.
"Dengan fokus pada peningkatan mutu dan SDM, kami berharap rumah sakit di Indonesia dapat bersaing di kancah global dan memberikan layanan kesehatan yang lebih baik, aman, dan profesional bagi masyarakat. Harapannya, masyarakat Indonesia tidak lagi perlu berobat ke luar negeri," ujarnya di sela-sela Kongres XVI dan Seminar Nasional PERSI XX di Jakarta, Sabtu (19/10/2024).
Bambang menekankan bahwa peningkatan mutu pelayanan rumah sakit adalah fondasi utama dalam membangun sistem kesehatan yang kuat. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengalaman pasien, tetapi juga untuk memastikan rumah sakit menjadi tempat pendidikan dokter yang berkualitas.
"Mutu rumah sakit sangat krusial, terutama bagi rumah sakit pendidikan. Dengan kualitas layanan yang baik, kita bisa menghasilkan dokter-dokter yang cerdas dan beretika baik," tambahnya.
Ia juga optimistis bahwa dengan peningkatan mutu yang berkelanjutan, rumah sakit di Indonesia akan mampu bersaing secara global dan menjadi solusi bagi masyarakat yang selama ini memilih berobat ke luar negeri. Bambang menegaskan bahwa kualitas rumah sakit yang lebih baik akan mendorong masyarakat untuk mendapatkan perawatan di dalam negeri.
"Jika kualitas rumah sakit kita baik, kita bisa mengurangi jumlah warga yang berobat ke luar negeri, yang setiap tahunnya mencapai sekitar Rp170 triliun. Tantangan lain yang perlu diatasi adalah produksi bahan baku farmasi yang masih didominasi impor. Saat ini, 90 persen bahan baku farmasi dan 52 persen alat kesehatan masih harus diimpor," tutup Bambang.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait