TANGERANG, iNewsTangsel.id - Memiliki rumah sendiri merupakan impian setiap orang karena rumah bukan hanya sekadar tempat tinggal, melainkan juga aset berharga yang bisa diwariskan. Namun, bagi generasi Milenial dan Gen Z, mewujudkan impian ini menjadi tantangan tersendiri di tengah harga properti yang terus meroket. Gaya hidup konsumtif seperti kebiasaan nongkrong dan hobi traveling kerap kali membuat mereka kesulitan mengumpulkan tabungan untuk uang muka rumah.
Untuk mengatasi kendala tersebut, banyak dari mereka memilih sistem Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) sebagai solusi praktis. Meski demikian, membeli rumah pertama melalui KPR memerlukan perencanaan matang agar tidak memberatkan kondisi finansial di kemudian hari. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui strategi yang tepat sebelum mengambil langkah besar ini.
Welly Yandoko, EVP Consumer BCA, menekankan bahwa hal mendasar dalam mengajukan KPR adalah memahami faktor internal diri sendiri.
"Calon pembeli harus tahu kebutuhan tempat tinggalnya, apakah berupa rumah, apartemen, atau lainnya. Kemudian harus mengukur diri, punya budget berapa dan kira-kira pemasukannya berapa," ujarnya dalam acara BCA Expoversary 2025 di ICE BSD, Kamis (20/2/2025).
Selain itu, faktor eksternal seperti pemilihan developer dan bank juga tidak kalah penting. Menurut Welly, calon pembeli harus melakukan kurasi terhadap bank untuk menilai kredibilitas dan fleksibilitasnya dalam menyediakan pembiayaan jangka panjang.
"Pilih bank yang bisa beri pembiayaan jangka panjang, berapa variasi produk pembiayaan yang ditawarkan bank tersebut. Dengan suku bunga yang ditawarkan, hitung dengan pemasukan, kira-kira bisa terjangkau tidak," terangnya.
Event seperti BCA Expoversary 2025 dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan promo menarik, termasuk bunga KPR rendah dan program DP 0%.
Di sisi lain, Personal Finance & Investment Olivia Louise menyoroti pentingnya evaluasi kondisi finansial sebelum mengajukan KPR. "Pastikan sudah memiliki dana darurat dan proteksi. Untuk cicilan, maksimal 30 persen dari pendapatan dan harga rumah sekitar 3 kali pendapatan dalam setahun," paparnya. Ia juga menekankan bahwa baik tenor pendek maupun panjang memiliki risiko masing-masing yang perlu dipertimbangkan secara cermat.
Olivia menjelaskan bahwa cicilan KPR dengan tenor pendek memang lebih cepat lunas, namun biayanya cenderung lebih mahal per bulan. "Sedangkan cicilan terlalu panjang juga ada risiko seperti ketidakpastian ekonomi makro dan mikro di masa depan yang dapat mempengaruhi pendapatan. Kalau mencari kestabilan, cari suku bunga yang kalau naik tidak kaget angkanya dan bisa berjenjang," ujarnya. Pemilihan tenor harus disesuaikan dengan kemampuan finansial jangka panjang.
Selain itu, Olivia juga mengingatkan untuk selalu teliti dalam memilih pengembang properti. "Cek track record, pembangunan yang sebelumnya seperti apa. Jangan malas cek review pembeli sebelumnya. Cek juga legalitasnya jangan sampai surat-surat dobel," terangnya. Informasi ini bisa didapatkan melalui media sosial, website resmi, atau berita terkait pengembang yang bersangkutan.
Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut, Milenial dan Gen Z dapat mengambil langkah cerdas untuk mewujudkan rumah impian tanpa terbebani oleh utang yang memberatkan. Baik melalui event properti seperti BCA Expoversary 2025 maupun pengecekan langsung pada pengembang, perencanaan yang matang akan menjadi kunci sukses dalam membeli rumah pertama.
Editor : Aris
Artikel Terkait