TANGERANG, iNewsTangsel.id - Polemik kasus penganiayaan seorang pria lansia berusia 70 tahun, berinisial M, di Tangerang, memasuki babak baru yang mengejutkan. Di tengah sorotan publik terhadap tindakan kekerasan tersebut, pihak keluarga pelaku, IB (30), angkat bicara. Mereka mengungkapkan sisi lain dari permasalahan yang selama ini belum banyak diketahui masyarakat, mengklaim bahwa korban juga memiliki riwayat perilaku yang meresahkan.
Melalui Hasyfa, salah satu anggota keluarga pelaku, terungkap bahwa insiden pemukulan yang dilakukan oleh pamannya bukanlah tanpa sebab. Ia menyebutkan bahwa tindakan tersebut merupakan puncak dari akumulasi kesabaran yang telah diuji oleh serangkaian kejadian sebelumnya.
"Jadi om saya itu pulang kerja dari kantor, terus lihat anaknya ada bekas tamparan di pipi hingga akhirnya emosi memuncak," kata Hasyfa saat ditemui awak media di kediamannya.
Lebih lanjut, Hasyfa mengungkapkan pengakuan dari anak pelaku yang menjadi korban dugaan kekerasan sebelumnya. Menurut penuturan anak tersebut, insiden tamparan bukanlah kali pertama ia dan anak-anak lain di lingkungan itu mengalami perlakuan kurang baik dari korban. Hasyfa bahkan menuturkan kejadian yang lebih mengkhawatirkan, di mana sepupu perempuannya diduga pernah menjadi korban penyiraman air panas.
"Sepupu perempuan saya pernah disiram air panas. Kami waktu itu masih iyaudah lah, mungkin anak kecil ngeselin kali. Mungkin juga karena ribut. Tapi tetap saja, disiram air panas itu kan udah enggak benar," bebernya.
Pemicu langsung dari insiden penganiayaan yang terjadi baru-baru ini, menurut Hasyfa, adalah respons berlebihan korban terhadap anak-anak yang bermain bola. Bola yang tanpa sengaja mengarah ke rumah korban justru ditanggapi dengan tindakan yang dianggap tidak wajar.
"Dia enggak senang, terus anak-anak malah diuber sampai ke gang sebelah, rumah kami," jelas Hasyfa.
Bahkan, setelah tertangkap, anak-anak tersebut diduga kembali mendapatkan perlakuan kasar. "Setelah ditangkap, anak-anak malah digampar lagi," imbuhnya.
Melihat kondisi anaknya yang diduga kembali menjadi korban kekerasan, IB, paman dari Hasyfa, berinisiatif untuk menyelesaikan masalah ini secara baik-baik dengan mendatangi langsung rumah korban. Namun, niat baik tersebut justru berujung pada konfrontasi yang lebih serius.
"Om saya nanya, ‘Lu gampar anak gue?’ Si bapak jawab enggak. Tapi sepupu saya ngomong, ‘Eh, lu gampar gue’," tutur Hasyfa menggambarkan awal mula ketegangan.
Situasi semakin memanas ketika korban menunjukkan gelagat yang mengancam. "Nah, langsung tuh si bapak matiin rokok, berdiri, dan kelihatan mau nyerang," lanjutnya.
Dalam kondisi merasa terancam, IB, paman dari Hasyfa, akhirnya bereaksi secara spontan.
"Mungkin karena khilaf, om saya nonjok si bapak. Kena di bagian hidung," ungkap Hasyfa.
Ia menambahkan bahwa pukulan tersebut tidak mengenai seluruh wajah korban. Hasyfa menegaskan bahwa keluarganya bukanlah tipe orang yang mudah melakukan kekerasan. "Kami sudah terlalu sering sabar," katanya.
Namun, ia juga memberikan peringatan bahwa kesabaran ada batasnya, terutama jika menyangkut keselamatan dan perlakuan terhadap anak-anak. "Tapi jangan mulai sesuatu kalau enggak siap dengan akibatnya," pungkas Hasyfa.
Editor : Aris
Artikel Terkait