Skandal Korupsi Sampah Tangsel, Tata Kelola dan Lemahnya Inspektorat Jadi Sorotan

Aris Danu
Kasus korupsi DLH Tangsel ditangani Kejati Banten

TANGSEL, iNewsTangsel.id - Kasus korupsi pengelolaan sampah di Tangerang Selatan (Tangsel) senilai puluhan miliar rupiah terus memantik reaksi keras dari berbagai pihak. Pegiat politik lokal, Sony, menilai bahwa skandal ini menjadi bukti nyata lemahnya fungsi pengawasan internal yang seharusnya diemban oleh Inspektorat daerah. 

Ia mempertanyakan efektivitas lembaga pengawas tersebut dalam mencegah praktik korupsi yang merugikan keuangan daerah. Ketidakmampuan Inspektorat mendeteksi dan mencegah korupsi sejak dini menimbulkan tanda tanya besar akan independensi dan kinerja mereka.

Sony menyuarakan keprihatinannya atas tata kelola pemerintahan di Tangsel yang dinilai masih jauh dari ideal, terutama dalam hal pengawasan anggaran dan potensi penyimpangan. 

"Iya, harus ditindak jelas kalau ada temuannya korupsi," ujarnya, kepada awak media, baru-baru ini. 

Sony menyoroti perlunya tindakan tegas terhadap para pelaku korupsi, termasuk dalam kasus pengelolaan sampah yang sedang mencuat. Namun, ia juga pesimis bahwa deteksi yang dilakukan Inspektorat selama ini mampu membendung praktik haram di lingkungan Pemda. Menurutnya, hal ini justru mengindikasikan adanya masalah serius dalam independensi lembaga pengawas internal tersebut.

Lebih lanjut, Sony menilai bahwa kasus korupsi sampah ini hanyalah puncak dari gunung es persoalan tata kelola birokrasi yang rapuh di Tangsel. "Iya, ini menggambarkan tata kelola di Tangsel yang harus diperbaiki," tegasnya. 

Ia bahkan menduga bahwa kasus ini bukanlah satu-satunya penyimpangan yang terjadi, melainkan hanya yang berhasil terungkap ke permukaan. Pernyataan ini menyiratkan adanya permasalahan sistemik yang lebih dalam dalam manajemen pemerintahan di tingkat daerah.

Secara tajam, Sony mempertanyakan peran dan efektivitas Inspektorat Tangsel dalam menjalankan fungsi krusial sebagai pengawas internal. "Saya juga tidak tahu, iya, kerja Inspektorat itu gimana," ujarnya. 

Ia menekankan bahwa Inspektorat seharusnya menjadi garda terdepan dalam mencegah korupsi, bukan hanya menunggu laporan dari masyarakat. Kinerja yang pasif dan kurang proaktif dari lembaga pengawas ini menjadi sorotan utama pasca terungkapnya skandal korupsi sampah.

Tak hanya itu, Sony juga menyindir kinerja pemerintahan Tangsel secara umum yang dinilainya berjalan tanpa arah yang jelas. "Jarang juga kinerjanya yang membuat Tangsel auto pilot," ucapnya. 

Ia mengakui adanya pembangunan fisik di Tangsel, namun menekankan bahwa aspek tata kelola pemerintahan yang baik jauh lebih penting dan mendasar. Menurutnya, fokus hanya pada pembangunan fisik tanpa perbaikan tata kelola yang transparan dan akuntabel tidak akan membawa perubahan yang signifikan bagi kemajuan daerah.

Menanggapi isu sensitif terkait potensi keterlibatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel dalam skandal korupsi ini, Sony menegaskan prinsip bahwa semua pihak harus tunduk pada proses hukum yang berlaku. 

"Saya nggak tahu persis, iya, kalau Sampa Wali kota atau wakil Wali kota Tangsel terseret," tandasnya. (*)

Editor : Aris

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network