JAKARTA, iNewsTangsel.id - Studi internasional bertajuk Electronic cigarettes and subsequent cigarettes smoking in young people: A systematic review yang dipublikasikan pada Januari 2025, menunjukkan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik/vape, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, tidak menjadi pintu masuk ke kebiasaan merokok.
Studi ini melibatkan tinjauan skala besar dengan menganalisis 123 penelitian dan sekitar 4 juta peserta di bawah usia 29 tahun di seluruh Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa Barat.
"Orang khawatir rokok elektronik membuat lebih banyak anak muda merokok. Tapi, hasil penelitian kami justru menunjukkan sebaliknya, rokok elektronik membantu menurunkan jumlah perokok muda, terutama di Amerika Serikat," ujar salah satu peneliti, Asisten Profesor Kebijakan dan Manajemen Kesehatan di University of Massachusetts Amherst, Amerika Serikat, Jamie Hartmann-Boyce, dikutip Rabu (28/5/2025).
Dari sejumlah studi besar yang ditinjau, ditemukan bahwa saat penggunaan rokok elektronik meningkat, tingkat merokok justru cenderung menurun.
Sebaliknya, ketika akses terhadap rokok elektronik dibatasi, angka merokok tampak naik. Meski begitu, tidak semua studi menunjukkan pola yang sama, beberapa melaporkan hasil sebaliknya.
"Sulit mengatakan bahwa rokok elektronik membuat banyak remaja di Amerika Serikat mulai merokok, karena datanya tidak mendukung itu," imbuh Jamie.
Di Amerika Serikat, kebiasaan merokok di kalangan remaja telah menurun secara bertahap selama bertahun-tahun.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait