Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menunjukkan penurunan tajam pada siswa sekolah menengah yang melaporkan kebiasaan merokok dalam 30 hari terakhir, yakni dari 15,8 persen pada tahun 2011 menjadi 4,6 persen pada tahun 2020 dan hanya 1,7 persen pada tahun 2024.
Sekadar informasi, penelitian sebelumnya dari Jamie Hartmann-Boyce menunjukkan bahwa rokok elektronik dapat membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaan merokok.
Rokok elektronik, yang termasuk produk tembakau alternatif ini, terbukti secara ilmiah lebih rendah risiko daripada rokok. Sistem penggunaan produk ini diketahui tidak menyertakan pembakaran seperti rokok, namun hanya pemanasan yang menghasilkan aerosol (uap air).
Menanggapi studi yang didanai lembaga riset Cancer Research UK ini, Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Budiyanto, menjelaskan persepsi tentang produk tembakau alternatif sebagai pintu masuk bagi anak muda untuk mulai merokok memang berkembang luas.
Namun hal tersebut tidak didukung bukti ilmiah. Faktanya, produk tembakau alternatif digunakan para perokok dewasa yang ingin mengurangi kebiasaan merokoknya.
“Jadi, penting bagi kita semua untuk membedakan antara persepsi dan fakta berbasis bukti ilmiah. Produk tembakau alternatif secara desain dan tujuan utamanya ditujukan untuk perokok dewasa yang ingin mencari opsi yang lebih rendah risiko dibandingkan rokok. Produk ini bukan untuk remaja atau non-perokok,” tegasnya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait