JAKARTA, iNewsTangsel.id - Presiden RI ke-6, (2004-2014) Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyerukan pentingnya dialog dan nilai-nilai peradaban di tengah meningkatnya krisis global yang mengancam stabilitas kawasan dan dunia.
Sebulan yang lalu, titik konflik masih berada cukup jauh dari Indonesia. Tapi seminggu yang lalu, kita menyaksikan bara konflik itu sudah sampai di perbatasan Kamboja dan Thailand. Ini adalah peristiwa besar bagi Asia Tenggara, khususnya bagi organisasi ASEAN. Untuk pertama kalinya sejak 1967, sengketa sesama anggota ASEAN gagal diselesaikan lewat jalur konsensus dan pecah menjadi konflik bersenjata.
Dalam Pidato Peradaban yang diselenggarakan oleh Institut Peradaban di Ballroom Menara Bank Mega, Jakarta, SBY menyoroti kondisi dunia yang kini berada dalam fase turbulensi global akibat konflik bersenjata, kemelut ekonomi, dan rapuhnya sistem sosial.
"Negara kuat bisa runtuh jika pemimpinnya menempatkan diri di atas hukum dan rakyat," tegas SBY. Ia menekankan bahwa ketahanan peradaban tidak ditentukan oleh kekuatan militer, melainkan oleh kematangan nilai, ketangguhan sosial, dan kemampuan adaptasi bermoral.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah menteri, tokoh nasional, dan perwakilan negara sahabat. Ketua Pembina Yayasan Institut Peradaban, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH, menyatakan bahwa forum ini menjadi ruang penting untuk mengingatkan bahwa dialog masih bisa ditempuh di tengah kegentingan dunia.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait