JAKARTA, iNewsTangsel.id - Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perdagangan perangkat pembuat deepfake di forum gelap meningkat 223% antara kuartal pertama 2023 dan 2024. Kondisi ini memperlihatkan bahwa teknologi deepfake semakin mudah diakses oleh pelaku kejahatan siber.
Teknik deepfake memungkinkan pelaku meniru wajah dan suara orang lain untuk mengelabui korban agar memberikan data pribadi seperti kode OTP, PIN, CVV/CVC, atau masa berlaku kartu bank. Modus umum melibatkan pelaku yang berpura-pura menjadi petugas bank, anggota keluarga, atau figur publik untuk meminta informasi rahasia.
Banyaknya pelaku kejahatan siber, PT Bank Danamon Indonesia Tbk mengimbau masyarakat dan nasabah untuk mewaspadai bentuk-bentuk penipuan baru yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI), termasuk teknik deepfake yang dapat meniru wajah dan suara seseorang secara sangat realistis.
Chief Digital Officer Danamon, Andreas Kurniawan, menyebut fenomena ini sebagai tantangan serius di era digital. “Teknologi AI kini bisa disalahgunakan untuk menipu masyarakat, bahkan meniru pejabat bank dengan sangat meyakinkan. Karena itu, kami mengajak masyarakat untuk lebih waspada,” ujarnya, Selasa (4/11/2025).
Sebagai langkah pencegahan, Danamon meluncurkan kampanye edukasi #JanganKasihCelah, yang bertujuan meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai modus kejahatan siber, terutama yang menggunakan deepfake melalui panggilan suara atau video palsu.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait
