Puadin Redi selaku sutradara menggambarkan Mengejar Restu sebagai film yang berbicara melalui perasaan. Ia menilai film ini bukan sekadar drama keluarga, melainkan potret batin manusia yang berjuang untuk memahami, menerima, dan memaafkan dalam keheningan.
“Film ini bukan tentang peristiwa besar, tetapi tentang hati dan perjuangan pasangan menerima takdir kehidupan,” ucap Redi sapaan akrabnya.
“Kami memang menggunakan konsultan untuk masalah keseharian agar tidak salah dalam penyampaian. Saya pun sering mengobrol dengan seorang ustadz untuk mengetahui syariat-syariat yang memang seharusnya dijalankan," kata Redi.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait
