Di antara para pelaku lokal yang turut berbagi pengalaman adalah Ismu Widjaya, pemilik restoran 'Padmi' di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, yang berhasil memberdayakan nelayan dan petani lokal dalam rantai pasokan restorannya. Dengan kemitraan yang adil, dia berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. "Kekuatan pangan lokal bukan hanya terletak pada kualitas bahan bakunya, tetapi juga dalam cerita dan sejarah di balik setiap hidangan," kata Ismu.
Tidak hanya menjadi solusi gizi, pangan lokal juga memiliki potensi ekonomi yang besar. Stephanie Cindy Wangko, Pegiat Sosial dari Papua Selatan, menambahkan bahwa produk olahan pangan lokal seperti sagu, minyak albumin, dan kacang mete bisa menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat Papua. "Kami berharap agar masyarakat lokal lebih dilibatkan dalam penyediaan pangan bergizi, yang juga dapat memperkuat ketahanan pangan di daerah," ujar Stephanie.
Melalui diskusi ini, KRKP dan BAPANAS sepakat bahwa diversifikasi pangan berbasis lokal tidak hanya meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang berkelanjutan. Di tengah tantangan global, pangan lokal dapat menjadi solusi strategis dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri dan berdaulat pangan.
Kolaborasi antara KRKP dan BAPANAS di IDEAFEST 2024 menegaskan bahwa pengembangan pangan lokal tidak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadi langkah penting dalam memberdayakan ekonomi daerah dan menciptakan masa depan yang lebih sehat serta berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Editor : Hasiholan Siahaan