Pendidikan Inklusif Dorong Kemandirian Karier Penyandang Disabilitas

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Upaya mendorong kesetaraan akses pendidikan dan pekerjaan bagi penyandang disabilitas terus digencarkan. Salah satunya, melalui program DBS BERSIAP yang menggelar acara Graduation 2025. Sebanyak 50 peserta dari berbagai ragam disabilitas di sejumlah daerah di Indonesia resmi menyelesaikan pembelajaran dan siap berkontribusi dengan keterampilan dan kepercayaan diri untuk memasuki dunia kerja.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Dewi Wulandari menjelaskan, pendidikan dan pelatihan bagi penyandang disabilitas perlu menjadi bagian dari sistem pembelajaran nasional. Sehingga kebijakan pendidikan inklusif tidak hanya berhenti pada pemberian akses, tetapi juga mampu memperkuat kapasitas dan kemandirian penyandang disabilitas dalam menghadapi dunia kerja.
“Pendidikan bagi penyandang disabilitas harus bersifat menyeluruh. Tidak hanya membuka pintu akses, tetapi juga menyiapkan peserta didik agar mampu berdaya dan mandiri,” katanya di Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Menurut dia, program ini juga selaras dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025, yang menempatkan kesetaraan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas sebagai salah satu prioritas nasional. Fokusnya mencakup peningkatan akses terhadap pendidikan, pelatihan vokasi, dan pembangunan infrastruktur ramah disabilitas di seluruh Indonesia.
“Pendidikan inklusif tidak hanya sebagai penyediaan ruang belajar bagi semua, tetapi juga sebagai sarana menciptakan kemandirian dan peluang karier. Dengan dukungan ini dunia usaha dan masyarakat penyandang disabilitas dapat berdaya saing, berkontribusi, serta menjadi bagian aktif dari pembangunan nasional,” ujar Dewi.
Sementara itu, Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika menambahkan, program ini menjadi salah satu bentuk nyata implementasi pendidikan inklusif di Indonesia. Selama 1,5 bulan, para peserta yang terdiri dari mahasiswa dan lulusan baru penyandang disabilitas mengikuti rangkaian pelatihan mencakup etika kerja, literasi keuangan, komunikasi profesional, serta penguasaan teknologi digital seperti pemanfaatan Generative AI dan Microsoft Excel.
“Kami membekali anak muda penyandang disabilitas dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk memasuki dunia kerja. Sejak pertama kali diluncurkan pada 2024, program ini terus berkomitmen untuk menghadirkan pelatihan yang relevan, aksesibel, dan berdampak nyata,” ungkap Mona.
Dia menjelaskan, sejumlah alumni program serupa tahun sebelumnya kini telah berkarier di berbagai sektor, baik swasta maupun publik. Hal ini menunjukkan, dengan dukungan dan kesempatan yang setara, penyandang disabilitas mampu bersaing dan berkontribusi secara profesional.
“Kami berharap, kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan dan dunia usaha lain untuk terus memperluas akses pelatihan dan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas, menuju masyarakat yang lebih inklusif, mandiri, dan berkeadilan,” tutup Mona.
Editor : Elva Setyaningrum