Guru di Tangsel Nodai Siswi SMA hingga Hamil 6 Bulan, Dikasih Uang Rp3 Juta Gugurkan Kandungan

Hambali/Rivo
RW siswi SMA negeri favorit di Tangsel seusai membuat laporan ke Mapolres Tangsel. Foto: Ist

CIPUTAT, iNewsTangsel.id -  Dunia pendidikan kembali lagi tercoreng. Seorang siswi berinisial RW terlihat lesu dan tertunduk saat ditemui di rumahnya di  Maruga, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), pada Rabu (07/06/23). Dia mengakui bahwa usia kandungannya sekarang telah mencapai 6 bulan.

Ketika menceritakan peristiwa yang dialaminya, siswi tingkat atas di salah satu SMA negeri favorit didampingi oleh ibunya, yang berinisial RO (46). Wajah korban terlihat lemas dan pucat karena pengaruh kehamilan.

"Kini sudah 24 minggu, sekitar 6 bulan lebih. Tadi sudah dilakukan USG juga," kata RO.

Keluarga baru mengetahui belakangan ini bahwa RW sedang hamil. Kecurigaan semakin meningkat ketika perutnya mulai terlihat membesar. Setelah didesak, dia akhirnya menceritakan siapa pelaku pemerkosaan.

Menurut keterangan korban kepada keluarganya, pelaku adalah seorang guru di salah satu sekolah negeri di wilayah Ciputat. Pria itu memiliki inisial GM dan tinggal di Gunung Sindur, Bogor, bersama istrinya.

Pada malam Selasa, 6 Juni 2023, keluarga korban melaporkan kejadian ini ke Mapolres Tangsel dengan nomor laporan: TBL/B/1115/VI/2023/SPKT/Polres Tangsel/Polda Metro Jaya. Pelaku diancam dengan Pasal 346 KUHP tentang tindakan aborsi.

"Kami sudah melaporkan ke Polres. Kami tidak bisa menerimanya karena ini merusak masa depan anak saya, terutama karena dia masih sekolah," ujar sang ibu.

Korban, RW, menceritakan awal pertemuan dengan guru bejat tersebut pada November 2022. Mereka saling mengenal melalui seorang guru olahraga di sekolah RW. Mereka bertemu saat latihan renang di wilayah BSD.

"Kami bertemu saat latihan renang. Dia (GM) adalah teman dari guru saya di sekolah," kata siswi malang tersebut.

Setelah pertemuan itu, GM mulai mendekati korban hingga akhirnya mengajaknya ke sebuah apartemen. Di sana, GM memperdayai RW dan melakukan hubungan intim.

"Dia mengaku masih lajang dan sebagainya. Saya mempercayainya karena dia adalah teman dekat dari guru saya di sekolah, jadi saya tidak berpikir ada sesuatu yang buruk. Ternyata saya dibawa ke apartemen," tambahnya.

Tidak lama kemudian, korban mulai mengalami mual dan pusing. Karena penasaran, dia melakukan tes kehamilan dan hasilnya positif. Merasa cemas dan takut, dia berusaha menutupi kehamilannya.

"Awalnya, saya sering mual dan muntah. Saya takut dan kemudian saya mencoba tes kehamilan dan hasilnya positif," katanya.

Setelah menyadari kehamilannya, korban berusaha menghubungi GM. Namun sayangnya, GM tidak bertanggung jawab dan justru memberikan uang sebesar Rp3 juta kepada korban untuk biaya aborsi. Setelah itu, GM memblokir semua kontak telepon dan media sosial korban.

"Setelah itu, semua kontak saya diblokir. Saat itu, dia memaksa saya untuk menggugurkan kandungan dan memberi saya uang Rp3 juta," jelasnya.

Karena kondisi fisiknya melemah, korban mengakui bahwa ia beberapa kali tidak masuk sekolah. Dia merasa bingung bagaimana harus menjelaskan kondisinya kepada wali kelas atau guru di sekolah.

"Saya takut jika hal ini menjadi perbincangan di sekolah, saya juga malu untuk menceritakannya," ujarnya.

Setelah dikonfirmasi terpisah, Kepala Sekolah tempat korban belajar, R, mengaku baru mengetahui kasus yang menimpa siswinya. Dia berencana untuk segera mengunjungi keluarga RW terlebih dahulu guna mencari solusi terbaik.

"Kami akan melakukan investigasi, mencari informasi terlebih dahulu, dan nanti kami akan mengunjungi keluarganya. Kami sangat prihatin. Yang pasti, kami akan mencari solusi yang bijaksana," ucapnya.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network