Selain ketertelusuran kebun indukan, Sahat dan tim juga mengunjungi kantor SRA di Indoroopily, Brisbane dan laboratorium Lowes TC di Tumbi Umbi, New Castle untuk melakukan verifikasi terhadap penyiapan subkultur planlet tebu yang terdiri dari memastikan bahwa media agar tidak kontaminan, lama pencahayaan bagi planlet, dan memeriksa, mengukur, menguji, dan memastikan produk aman atau quality control (QC) terhadap kontaminasi pada proses subkultur dan proses perbanyakan planlet.
Sahat menambahkan, pihaknya juga memeriksa implementasi pre-inspeksi/pre-border di Australia, sehingga ketika tiba di Indonesia nanti, petugas Karantina hanya memastikan kesesuaian dokumen dan fisik saja. Dan ini sangat berkontribusi untuk menurunkan biaya logistik dan waktu tunggu di pelabuhan, atau dwelling time.
"Sejalan dengan pesan Bapak Presiden, bahwa program food estate adalah kerja kolaboratif lintas kementerian dan instansi. Dan kami di Barantin, siap mengawal dengan tetap mengedepankan perlindungan terhadap sumber daya alam hayati dalam negeri," tutup Sahat.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait