Survei ini dilakukan pada 27 Juli hingga 4 Agustus dengan metodologi survei tatap muka. Sampel survei terdiri dari 800 warga Banten berusia 17 tahun ke atas, dengan margin of error ±3,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hudjolly menilai bahwa tingginya elektabilitas Airin adalah hasil dari kerja politiknya selama ini. "Tidak mengherankan jika Airin cukup dikenal dan diinginkan oleh warga Banten untuk menjadi gubernur," ujarnya.
Menurut Hudjolly, elektabilitas dan popularitas merupakan modal penting bagi kandidat dalam Pilkada. "Survei adalah gambaran awal konstelasi politik saat ini. Namun, dalam politik, segala sesuatu bisa berubah tergantung upaya masing-masing kandidat dalam meraih kemenangan hingga hari pemungutan suara," tambahnya.
Ia juga menyebutkan bahwa Pilkada Banten memang sangat dinamis. Namun, menurutnya, akan sangat riskan jika hanya ada satu calon tunggal. "Saya kira, baik Airin maupun Andra Soni, keduanya berasal dari Koalisi Indonesia Maju, sehingga mereka seperti dua sahabat yang berkompetisi dalam Pilkada Banten," pungkasnya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait