Tolak Kekerasan di Dunia Pendidikan, Pelajar Gelar Demo di Balaikota Tangsel

Doni Marhendro
Pada tahun ini, satu kasus kematian sudah dilaporkan, selain tiga kasus pelecehan seksual yang mencuat ke publik, memperlihatkan betapa pentingnya masalah ini segera ditangani dengan serius oleh Pemkot Tangsel

CIPUTAT, iNewsTangsel.id - Ratusan pelajar mendatangi Balaikota Tangerang Selatan (Tangsel). Mereka melakukan aksi demonstrasi sebagai respons terhadap maraknya kekerasan di dunia pendidikan yang terjadi di Tangsel belakangan ini.

Berdasarkan pantauan iNewsTangsel, para pelajar dari berbagai sekolah membawa spanduk tuntutan dan menyampaikan orasi di pintu masuk kompleks Balaikota Tangsel, Jumat (11/10/2024).

Koordinator lapangan aksi dari Tangsel Bersatu, Alfian, mengatakan kepada wartawan bahwa kedatangan mereka bersama rekan-rekannya adalah untuk menuntut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tangsel agar lebih responsif terhadap kasus kekerasan di dunia pendidikan.

“Banyaknya kasus kekerasan di lingkungan pendidikan menuntut kita untuk mengajak pemerintah dan dinas pendidikan lebih tanggap. Selama ini, masalah di kalangan pelajar sering diabaikan tanpa tindak lanjut yang memadai,” kata Alfian kepada wartawan.

“Ini menunjukkan bahwa kekerasan di kalangan pelajar tidak bisa dianggap remeh. Kita harus lebih peduli terhadap teman-teman yang menjadi korban,” tambahnya.

Alfian menyarankan salah satu langkah nyata yang bisa diambil adalah membentuk Tim Penanganan Pengawasan Kekerasan Pelajar (TPPK) sesuai dengan peraturan yang ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim ini, lanjut Alfian, diharapkan dapat menangani dan mengawasi segala bentuk kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah, serta menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua pelajar.

“Dalam konsolidasi yang dilakukan, kami sudah menyampaikan delapan tuntutan yang mencakup berbagai aspek penanganan kekerasan di dunia pendidikan. Tuntutan ini penting agar Dinas Pendidikan dapat mengambil tindakan yang konkret,” jelasnya.

Konsolidasi tersebut dihadiri oleh 15 perwakilan pelajar dari berbagai sekolah SMP dan SMA, baik negeri maupun swasta, di seluruh Tangsel.

Aksi ini juga mendapat respons dari Pemerintah Kota Tangsel. Perwakilan Pemkot yang diwakili oleh tenaga ahli, Sapta Mulyana, mengatakan bahwa pihaknya akan menyampaikan aspirasi para pelajar kepada Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Tangerang Selatan.

“Aspirasi ini akan segera kami sampaikan kepada Pjs Wali Kota Tangerang Selatan,” ujar Sapta Mulyana.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, kekerasan di kalangan pelajar bukanlah masalah baru. Data menunjukkan adanya beberapa kasus tawuran pelajar yang berujung pada kematian, yaitu satu kasus pada 2019, satu pada 2020, dua pada 2022, dan empat pada 2023.

Pada tahun ini, satu kasus kematian sudah dilaporkan, selain tiga kasus pelecehan seksual yang mencuat ke publik, memperlihatkan betapa pentingnya masalah ini segera ditangani dengan serius oleh Pemkot Tangsel.

Editor : Hasiholan Siahaan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network