SETU, iNewsTangsel.id - Penggunaan dana Rp 300 juta di SMPN 8 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi sorotan. Anggaran yang disebut untuk pembelian buku ini diketahui lebih besar dibandingkan sekolah lain, sehingga menimbulkan tanda tanya.
Beredar kabar bahwa dana tersebut awalnya diklaim digunakan untuk pojok baca. Namun, pihak sekolah menegaskan bahwa anggaran tersebut dialokasikan untuk pengadaan buku Kurikulum Merdeka.
Kepala SMPN 8 Tangsel, Muslih, menjelaskan bahwa dana itu dicairkan dalam dua tahap, yakni Rp 200 juta pada tahap pertama dan Rp 100 juta pada tahap kedua, sesuai Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
"Buku yang dibeli meliputi 10 mata pelajaran kelas 9, serta buku kesenian dan olahraga untuk seluruh siswa kelas 7 hingga 9, dengan total sekitar 7.000 eksemplar," kata Muslih saat ditemui di sekolah, Selasa (14/1/2025).
"Buku-buku ini langsung diperuntukkan bagi siswa, bukan untuk perpustakaan," tambahnya.
Muslih juga menjelaskan bahwa pencatatan anggaran di kategori pojok baca lebih merupakan aspek teknis. "Untuk sekolah lain, pengadaan serupa mungkin dicatat di kategori pembelajaran," ujarnya.
Ia menegaskan, Inspektorat tidak menemukan masalah dalam pencatatan tersebut. "Kesimpulannya, dana Rp 300 juta itu sepenuhnya digunakan untuk mendukung pembelajaran melalui pengadaan buku Kurikulum Merdeka," tegas Muslih.
Dari informasi yang dihimpun, anggaran pengadaan buku di SMPN 8 Tangsel memang terlihat lebih besar dibandingkan sekolah lain. Hal ini disebabkan oleh pencatatan pengadaan buku Kurikulum Merdeka yang dimasukkan dalam anggaran pojok baca.
Dana tersebut digunakan untuk membeli buku bagi 10 mata pelajaran kelas 9, ditambah dua mata pelajaran tambahan untuk seluruh jenjang. Meski tercatat dalam kategori pojok baca, substansinya adalah mendukung pembelajaran siswa.
Pihak sekolah berencana melakukan pengecekan ulang dengan operator untuk memastikan detail teknis anggaran lebih lanjut.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait