Film Pengepungan di Bukit Duri": Film Thriller Terbaru Joko Anwar Angkat Isu Sosial Dunia Pendidikan
Joko Anwar mengungkapkan bahwa film ini berangkat dari kegelisahan pribadi yang berkaitan dengan isu-isu sosial di Indonesia, khususnya mengenai pendidikan dan budaya kekerasan.
“Kegelisahan terbesar kita di Indonesia adalah kurangnya keteladanan dari mereka yang seharusnya menjadi panutan. Baik pemimpin maupun guru—profesi yang seharusnya dihormati, namun justru sering kali kurang mendapat apresiasi di negeri ini,” ungkapnya dalam keterangannya, kemarin.
Joko Anwar sendiri mengungkapkan bahwa naskah "Pengepungan di Bukit Duri" telah ditulis sejak 2007. Namun, ia merasa baru saat ini film tersebut dapat diwujudkan dengan sudut pandang yang lebih matang.
Menurut sutradara kelahiran Medan, 3 Januari 1976 ini, salah satu masalah terbesar yang ingin ia angkat adalah kedekatan masyarakat Indonesia dengan kekerasan. "Kekerasan sudah menjadi bagian dari kehidupan kita, dan saya ingin film ini menjadi cermin untuk itu," jelasnya.
Ketika melihat sekilas trailler film ini, sejumlah penonton menilai bahwa film ini memiliki kemiripan dengan film Jepang karena adanya adegan pertarungan di lingkungan sekolah. Namun, Joko Anwar membantah anggapan tersebut.
“Referensi kami diambil dari realitas di Indonesia. Seperti kalau ada kereta, kita namakan JRT, bukan MRT. Jadi, kami mengadaptasi situasi yang ada di Indonesia, hanya dengan kondisi yang lebih kacau,” jelasnya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait