Perayaan Hari Raya Waisak 2025, Mindfulness Nilai Spiritualitas Buddha Dalam Kehidupan Bernegara

Thomas Manggala
Perayaan Hari Raya Waisak 2025 Ekayana Education Grup digelar meriah dan menghadirkan 2 rekor MURI di Tribeca Central Park, Jakarta Barat, Senin (13/5) malam

JAKARTA, iNewsTangsel.id- Dalam rangka memperingati Hari Trisuci Waisak 2569 BE, Ekayana Education Group menyelenggarakan Gemilang Waisak 2025 di Tribeca Park, Central Park Mall, Jakarta Barat, Senin (12/5). 

Acara yang mengusung tema "Buddha Hadir, Semesta Bercahaya" ini menjadi ruang refleksi dan selebrasi nilai-nilai spiritual Buddha dengan mengangkat praktik hidup sadar-penuh (mindfulness) dalam keseharian.

Perayaan Hari Raya Waisak bukan hanya soal mengenang kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha, tetapi juga momentum untuk menghadirkan ajaran-Nya dalam kehidupan nyata. 

Bisa dikatakan bahwa acara ini tidak hanya menjadi ruang refleksi spiritual memperingati Hari Trisuci Waisak 2569 BE, tetapi juga mencetak dua rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sekaligus yang diserahkan langsung oleh Yusuf Ngadri selaku Direktur Operasional Museum Rekor Indonesia.

Rekor pertama diberikan untuk Kegiatan Seni Hidup Sadar Penuh (Mindfulness) di Area Terbuka Terbesar, yang diikuti oleh lebih dari 2.000 peserta lintas usia. 

Rekor kedua diraih melalui Praktik Minum Teh Berkesadaran Penuh (Tea Meditation) Terbanyak, yang melibatkan 1.689 peserta secara serempak dalam satu sesi. 

Kegiatan berlangsung dari pukul 15.30 hingga 20.30 WIB dan dibagi menjadi dua sesi utama. Sesi pertama berfokus pada praktik mindfulness, yang dirancang secara interaktif dan disesuaikan dengan kelompok usia. 

Ketua Umum Panitia yakni Lini mengatakan, acara Gemilang Waisak 2025 bukan hanya sekadar perayaan spiritual, tetapi juga menjadi gerakan nyata menuju masyarakat yang lebih damai, peduli, dan berkesadaran penuh. 

Dengan capaian dua rekor MURI, Gemilang Waisak 2025 diharapkan mampu terus menginspirasi praktik hidup sadar-penuh dalam berbagai aspek kehidupan dan memperkuat nilai-nilai spiritual bagi seluruh peserta.

"Acara ini diyakini bukan hanya menjadi perayaan spiritual, tetapi juga gerakan nyata menuju masyarakat yang lebih damai, peduli, dan berkesadaran penuh," ujarnya disela sela penyerahan rekor muri dalam acara Gemilang Waisak 2025 di Tribeca Park, Central Park Mall, Jakarta Barat, Senin (12/5). 

Bhante Aryamaitri Mahasthavira, pendiri Wihara Ekayana dan Ketua Pembina Ekayana Education, menekankan bahwa peringatan Waisak sejatinya adalah ajakan untuk tidak hanya mengenang tiga peristiwa agung dalam kehidupan Buddha—kelahiran, pencerahan, dan parinibbana—melainkan juga menerapkan ajaran-Nya melalui praktik hidup sadar-penuh. 

Dia menekankan bahwa perayaan Waisak tahun ini menjadi panggung besar bagi praktik mindfulness atau hidup sadar-penuh, yang kini semakin relevan diterapkan di tengah dinamika kehidupan modern.

"Mindfulness adalah latihan utama yang menumbuhkan cinta kasih, welas asih, dan kebijaksanaan,” tegasnya.

Senada Bhiksu Nyanabandhu Sakya - Sangha Wihara Ekayana mengatakan bahwa praktik mindfulness ini penting membantu kita melihat kedalam, lalu bagaimana mentransformasikan cara pandang melihat diri, melihat sekeliling lalu bagaimana dia secara kolektif sebagai masyarakat dapat hadir sebagai bagian dari bangsa ini 

Alhasil, dengan mindfulness ini kita harus mampu untuk menciptakan energi positif untuk diri kita, komunitas budhis sendiri dan juga bangsa kita sehingga apa yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini akan mampu untuk kita transformasi kan menjadi lebih baik.

“Jadi baik secara individu dan kolektif semoga dengan praktek yang kita lakukan diberbagai program di hari Waisak ini dapat memberikan manfaat bagi umat buddha dan juga masyarakat kita terutama di Jakarta dan Indonesia secara luas.

Bhiksu yang kini menjabat sebagai Rektor STIAB Jinarakkhita Lampung ini menjelaskan bahwa mindfulness ini membantu kita untuk kembali ke diri kita dan mengubah cara pandang kita hal ini akan dapat memunculkan yang namanya pengertian benar dan welas asih, kita butuh dua aspek ini agar kita menjadi lebih bijak di dalam menyikapi berbagai hal. 

Menurutnya, kondisi bangsa saat ini sedang membutuhkan aspek dan kualitas ini sehingga memiliki stabilitas yang kuat didalam pengembangan diri. Kita butuh untuk dilevel tadi apakah individu lalu kolektif atau institusi.

“jadi urgensi mindfulness ini adalah membantu untuk mengkondisikan kembali dan menjawab berbagai macam persoalan sehingga kita dapat atau mampu mentransformasikan yang tadinya mungkin kita anggap bermasalah tapi menjadi sebuah keadaan yang dapat memberikan harapan,cinta kasih untuk diri kita dan berbagai pihak,”paparnya

Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa saat ini kami di Vihara Ekayana berupaya agar ajaran budha ini tidak sekadar hanya didalam vihara tetapi kami keluar membawa dharma kepada masyarakat ini salah satu kontribusi kami kepada Bangsa dan Negara karena kami tau bahwa ini tanggung jawab kami sebagai warganegara sebagai bagian dari komunitas besar di NKRI. 

“Kami berharap apa yang kami lakukan di Waisak ini apakah itu secara ritual atau apakah itu sebagai praktek kontekstual yang kami bawa dalam kehidupan di masyarakat dapat memberikan sumbangsih berbagai macam persoalan dan tidak meninggalkan kewajiban kami sebagai warga negara 100 persen buddha, 100 persen Indonesia,”harapnya. 

Alhasil serangkaian kegiatan terkait mindfulness dihadirkan bagi peserta mulai dari anak anak hingga remaja mengikuti aktivitas seperti Mindful Safari Walking, Mindful Creativity, Mindful Journaling, Mindful Tea, dan Mindful Eating. 

Sementara,  peserta dewasa hingga lansia menjalani serangkaian acara yang dimulai sejak pukul 15.00 wib dimulai Mindful Sharing dan Mindful Tea sebagai sarana refleksi dan latihan kesadaran diri. Sesi ini turut menghadirkan tokoh-tokoh publik yang berbagi inspirasi seputar mindfulness.

Penyanyi senior Trie Utami dan gitaris Dewa Budjana membawakan refleksi musikal bertema spiritualitas, sementara praktisi hidup sadar-penuh sekaligus psikolog Adjie Santosoputro menjelaskan pentingnya self-awareness dalam menjaga keseimbangan emosi dan mental di era modern.

Pada Sesi kedua menandai perayaan Hari Trisuci Waisak, yang tidak hanya menyampaikan pesan keagamaan, tetapi juga menekankan relevansi ajaran Buddha dalam kehidupan masa kini. Tak ketinggalan, Motivator nasional Andrie Wongso membagikan pandangan tentang pentingnya hidup dengan rasa syukur, 

Selain memandu jalannya acara ini aktor dan pembawa acara Choky Sitohang membawakan materi mindfull Communication, menyoroti peran komunikasi empatik dalam membangun masyarakat yang harmonis.

Dia juga mempersembahkan sebuah lagu Karena Cinta yang membuatnya menitikkan air mata diakhir lagu yang mendapatkan sambutan tepuk tangan meriah penonton yang hadir dan ditutup pukul 21.00 wibdengan pesfa kembang api meriah.

Ketua pelaksana Febrian Temansjah menambahkan bahwa Gemilang Waisak 2025 merupakan bagian dari upaya Ekayana Education memperluas dampak pendidikan sadar-penuh ke masyarakat umum. 

Menurutnya, kurikulum sekolah binaan Ekayana telah mengintegrasikan praktik mindfulness sebagai bagian dari pembentukan karakter generasi muda.

Diselenggarakan dengan dukungan Wihara Ekayana Arama dan Wihara Ekayana Serpong, Gemilang Waisak 2025 menjadi simbol sinergi antara nilai-nilai spiritual dan pendekatan pendidikan karakter yang holistik—sebuah kontribusi nyata menuju Indonesia yang lebih bijaksana dan berwelas asih.

Melalui Gemilang Waisak 2025, nilai spiritual, budaya, dan pendidikan terintegrasi dalam satu panggung, memberikan harapan bagi arah pendidikan Indonesia yang lebih holistik, sadar, dan manusiawi.

Editor : Hasiholan Siahaan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network