TANGSEL, iNewstangsel - Sebuah dugaan pelecehan seksual serius oleh oknum guru terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) berusia 17 tahun mencuat di Tangerang Selatan. Peristiwa memprihatinkan ini terungkap setelah orang tua korban mencurigai adanya perubahan perilaku drastis pada anaknya.
Kecurigaan orang tua muncul ketika korban mulai menunjukkan perilaku tidak lazim di rumah, seperti memegang dan meremas bagian vital ibunya.
"Ini adalah perilaku yang sebelumnya belum pernah muncul," kata juru bicara keluarga korban, Muhammad Cahyadi, pada Selasa, 3 Juni 2025.
Perubahan perilaku ini mendorong ibu korban untuk melakukan pendekatan hati-hati, sesuai dengan cara komunikasi anaknya. Saat menyebut nama salah satu guru laki-laki, korban memberikan respons berbeda dan berulang kali mengatakan, "Itu jahat, itu jahat, itu jahat."
Setelah mendapatkan pengakuan dari anaknya, ibu korban segera menghubungi wali kelas untuk melaporkan kejadian tersebut. Namun, Cahyadi mengungkapkan bahwa respons dari pihak sekolah terkesan lambat, baru diterima seminggu setelah laporan awal disampaikan.
"Tindak lanjut dari sekolah, sekitar seminggu kemudian baru merespons," jelas Cahyadi.
Sayangnya, respons dari pihak sekolah itu belum berupa pertemuan formal yang dapat menyelesaikan permasalahan secara tuntas. Hal ini menimbulkan kekecewaan bagi pihak keluarga korban yang mengharapkan penanganan cepat.
Kasi Humas Polres Tangerang Selatan, AKP Agil, membenarkan adanya laporan dugaan tindak pelecehan seksual ini. Kejadian tersebut dilaporkan terjadi di salah satu sekolah khusus di wilayah Sawah Baru, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, dengan terlapor berinisial FR.
"Atas laporan tersebut penyidik Sat Reskrim Polres Tangsel telah melakukan rangkaian proses penyelidikan," ungkap AKP Agil, termasuk melakukan visum terhadap korban serta klarifikasi terhadap pelapor, saksi-saksi, dan terlapor. Perkara ini kini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut oleh Unit PPA Satreskrim Polres Tangerang Selatan.
Editor : Aris
Artikel Terkait