TANGERANG, iNewsTangsel.id - Industri kecantikan nasional menunjukkan potensi besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia melalui inovasi, digitalisasi, dan praktik berkelanjutan. Hal ini tercermin dalam penyelenggaraan Cosmobeauté Indonesia 2025, yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, pada 9–11 Oktober 2025.
Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian (Kemenprin) Taufiek Bawazier menjelaskan, dari data statistik, pendapatan pasar kosmetik Indonesia pada tahun 2025 mencapai USD2,09 miliar, dengan proyeksi pertumbuhan rata-rata 4,73% per tahun hingga 2028.
“Lonjakan ini didorong oleh meningkatnya kelas menengah, kesadaran akan produk halal, serta tren green beauty dan teknologi kecantikan digital,” katanya, Jumat, (10/10/2025).
Menurut dia, jika melihat dari nilai ekonomi dalam industri kosmetik yang terus tumbuh, hal ini dapat memberikan multiplier effect yang sangat besar. Bukan hanya menciptakan lapangan kerja baru, tapi juga berkontribusi pada perekonomian nasional.
“Kalau dari data dan melihat antusiasme masyarakat, kami optimis nantinya sektor industri kosmetik akan terus memperkuat posisinya dan menjadi pendorong peningkat daya saing Indonesia di pasar global,” terangnya.
Menurutnya, dengan pertumbuhan positif tersebut, sektor kosmetika kini menjadi salah satu fokus pengembangan pemerintah dalam agenda hilirisasi industri dan penguatan rantai pasok domestik.
Selain mendorong nilai tambah produk dalam negeri, kami berharap sektor ini juga dapat menciptakan peluang investasi baru di bidang riset bahan baku, kemasan, dan manufaktur berteknologi tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPA Kosmetika Indonesia), Solihin Sofian menambah, sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha menjadi kunci untuk memperkuat branding kosmetika nasional di pasar global.
“Pertumbuhan industri kosmetika sejalan dengan semangat hilirisasi dan digitalisasi yang dicanangkan pemerintah. Kolaborasi lintas sektor akan memperkuat daya saing dan menciptakan industri yang lebih adaptif terhadap tren global,” ungkapnya.
Dia memaparkan, selain ekonomi, kini arah transformasi industri kecantikan difokuskan pada keberlanjutan lingkungan dan inklusivitas sosial. Di mana, industri kecantikan tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga kesejahteraan sosial.
“Dengan pertumbuhan pasar yang stabil dan fokus baru pada inovasi berkelanjutan, industri kecantikan diharapkan terus menjadi penopang ekonomi kreatif Indonesia. Karena industri kecantikan kini bukan hanya tentang produk, tetapi juga keberlanjutan dan kolaborasi,” tutupnya.
Editor : Elva Setyaningrum
Artikel Terkait