Kepala MI Al Mursyidiyyah, Hj Murdati S.Ag dalam sambutannya pun menyampaikan suasana hatinya termasuk juga para guru.
"Ibu bangga dengan anak anak sekalian yang selama ini sudah mampu berprestasi, ibu minta prestasi terus dijaga, " kata dia.
Prestasi kalian, kata dia, karena berkat rahmat Allah Ta'ala. Sementara belajar sebagai upaya dan ikhtiar.
Dalam satu sesi acara tampak jelas sejumlah guru meneteskan air mata dan menghelanya dengan tisue. Begitupun dengan para siswa-siswi. Air mata mereka tampak menetes di kedua belah pipinya. Air mata itu sebagai bentuk mereka sesungguhnya mencintai dan menyayangi para guru seluruhnya.
Hilma Asma Shabrina perwakilan dari 85 siswa- siswi dipercaya memberikan sambutan pun mengungkapkan isi hati dia dan teman-temannya.
"Sering sekali kami membuat para bapak ibu guru kecewa, membuat mereka sedih, tetapi lebih banyak mereka tersenyum untuk kami," tutur Hilma.
"Pukul 7 pagi mereka menyambut kami dengan senyuman dan semangat pagi yang mereka tularkan membuat kami bersemangat untuk belajar saat itu, wajahnya penuh dengan keteduhan sebagaimana orang tua di rumah," ungkapnya.
"Rasanya tak akan pernah cukup ucapan terima kasih kami sampaikan, dibandingkan ilmu yang telah bapak dan ibu guru berikan. Hanya doa yang bisa kami panjakan. Semoga Allah senantiasa memberikan kebaikan buat bapak dan ibu guru," sebut Hilma.
Wisuda sejatinya adalah sebagai cara siswa-siswi pamit kepada para seluruh guru untuk meninggalkan MI Al Mursyidiyyah dengan cara yang sopan dan santun.
Mereka memohon pamit untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mereka pamit bukan berarti melupakan jasa-jasa para guru. Sementara sebagai guru pun ikhlas melepas para siswa.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta