Oleh sebab itu Penjelasan KPU -yg samasekali malahan makin membuat tidak jelas- dalam KonPres semalam menambah runyam statemen "Trial dan Error" oleh Bawaslu sebelumnya. Tanpak tidak adanya koordinasi yg baik dari Para penyelenggara Pemilu 2024 sekarang, padahal Beaya yg dikeluarkan sangat besar, apalagi utk hasil yg kredibilitasnya sangat dipertanyakan oleh Akal sehat akibat sudah cacat oleh kejadian2 sebelumnya (kasus Paman Usman di MKMK, Pelanggaran Etika berkali2 oleh Ketua KPU dsb).
Jadi kalau kemarin sudah muncul Gerakan Moral dari Ratusan Profesor, Doktor, Master, Mahasiswa hingga Masyarakat di seluruh Penjuru Negeri ini, sekarang kalau melihat berbagai masalah di KPU, utamanya soal SIREKAP ini, sangat wajar bila gerakan2 tsb muncul kembali utk mengembalikan Arah Demokrasi Indonesia. Sebab jangan sampai gerakan2 tsb berhenti hanya sampai sesaat sebelum Hari-h Pemilu 14/02/24 lalu, alias harus tetap digelorakan sampai Indonesia benar2 mendapatkan Pimpinan terbaik sesuai Cita2 Reformasi selama ini.
Salah satu Gerakan Moral yg masih terus semangat menyuarakan hal ini adalah "Gerakan Pemilu Bersih" yg melibatkan 100 Tokoh Nasional utk menolak Pemilu Curang, sebagaimana ditambah oleh "Trial dan Error"-nya SIREKAP ini. Gerakan Pemilu Bersih tsb rencananya besok siang (Rabu 21/02/24 13.00) akan menyampaikan KonPresnya. Pertanyaannya, cukupkah hal tsb bisa meluruskan kembali Arah Reformasi Indonesia? Tentu tidak, jika Rakyat Indonesia masih belum sadar bahwa apa yg terjadi saat ini makin mengancam Demokrasi di Indonesia ...
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta