Maria Tomak yang sebelumnya bekerja sebagai jurnalis dan anggota masyarakat sipil, kini telah menjadi bagian dari pemerintahan. Maria mengungkapkan bahwa potensi pengaruh individu sangat besar dan tanggung jawab tersebut tidak boleh hanya diberikan kepada para pemimpin tetapi juga setiap warga negara.
“Satu hal lain yang perlu diluruskan Ukraina bukan bagian dari Bangsa Rusia. Ukraina adalah bangsa politik yang berbeda secara keseluruhan,” ungkapnya.
Maria mengibaratkan situasi tersebut seperti ketika orang Belanda berkomentar tentang Indonesia. Artinya, meskipun orang Belanda menyatakan bahwa Indonesia salah karena berhubungan dengan Belanda, kenyataannya adalah bahwa Ukraina tetap Ukraina, tanpa peduli dengan apa yang dikatakan oleh Rusia.
“Kami warga Ukrania menolak keras pandangan bahwa Krimea adalah bagian dari Rusia dan bersikeras untuk mempertahankan identitas mereka," tambah Maria.
Diakhir acara, Maksym menyoroti pentingnya generasi muda untuk berperan aktif dalam mengatasi informasi yang menyesatkan.
“Meskipun mungkin sulit menangkal hoaks di Indonesia, tetapi penting bagi generasi muda untuk tetap kuat dan tidak menyerah dalam menghadapi tantangan," papar Maksym lagi.
Maksym juga menyoroti bahwa setiap pelanggaran terhadap kedaulatan negara harus dihukum dalam mekanisme hukum internasional. Selain itu, Maksym menyerukan agar negara-negara seperti Indonesia turut berperan aktif dalam dewan keamanan internasional untuk memastikan keterwakilan yang adil.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta