TANGERANG SELATAN, iNews.id - Klaim tentang keberadaan tentara bayaran Indonesia di Ukraina dibantah Maria Tomak, Kepala Departemen Crimea Platform di Misi Presiden Ukraina di Republik Otonom Crimea.
Maria Tomak menegaskan, klaim tentang tentara bayaran Indonesia di Ukraina adalah hoaks atau berita bohong dan tidak memiliki dasar yang kuat.
“Saya mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak terpancing oleh informasi yang tidak terverifikasi dan untuk mencari sumber berita yang kredibel,” ungkap Maria dalam seminar Communication in the Future (CORE), di Universitas Pembangunan Jaya pada Jumat (22/3/2024) dalam keterangan tertulis yang dibagikannya pada Senin (25/3/2024).
Selanjutnya, Kepala Departemen Hubungan Internasional dan Direktur Sekolah Analisis Kebijakan, Universitas Nasional Kiev-Mohyla Maksym Yakovlyev menambahkan bahwa hoaks semacam ini merupakan bagian dari upaya Rusia dalam memanipulasi opini publik internasional.
Maksym menekankan penting untuk tidak hanya mempercayai posisi resmi pemerintah, tetapi juga mencari bukti dan informasi yang jelas sebelum menyebarkan atau percaya pada informasi yang tidak terverifikasi.
Kedua pembicara juga menyoroti pentingnya untuk mengandalkan sumber berita yang kredibel dan independen, serta untuk tidak terpancing oleh narasi yang bertentangan dengan fakta yang jelas.
“Masyarakat Indonesia harus lebih waspada dan kritis terhadap informasi yang mereka terima, terutama di era media sosial dimana hoaks dapat dengan mudah menyebar luas," ungkap Maksym.
Maksym berharap masyarakat Indonesia dapat lebih bijaksana dalam menyikapi isu-isu internasional termasuk konflik di Ukraina. Hingga saat ini, narasi tidak benar banyak muncul di media sosial.
Lebih lanjut, Maria Tomak mengungkapkan bahwa zaman media sosial saat ini sangat beragam, bukan hanya dalam pengaruh tetapi juga tanggung jawab. “Tanggung jawab ini bukan hanya milik para pemimpin negara, tetapi juga warganya,” tambahnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta