Namun, pasar menunjukkan realitas pahit di balik dukungan tersebut. Kemungkinan perang mengancam nilai mata uang, dengan Rial yang turun drastis ke titik terendah, mencapai 705 ribu per dolar AS, menurut Bonbast.com.
Seorang pengusaha di Teheran mengatakan, "Masyarakat membeli mata uang keras sejak Ahad. Terdapat peningkatan pada bisnis saya karena ketakutan akan perang."
Penguasa Iran juga mungkin memiliki kekhawatiran tersendiri. Media Pemerintah Iran melaporkan bahwa unit intelijen Garda Revolusi Iran pada Ahad lalu mengeluarkan pernyataan mengejutkan yang memperingatkan agar tidak ada unggahan pro-Israel dari para pengguna media sosial Iran.
Beberapa oposisi dari kalangan ulama, baik di dalam maupun di luar Iran, menyuarakan dukungan mereka terhadap Israel. Seorang mantan pejabat di kubu moderat Iran mengatakan, "Banyak orang yang frustrasi karena kesengsaraan ekonomi dan pembatasan sosial. Serangan Israel dapat melepaskan kemarahan mereka yang terpendam dan menghidupkan kembali protes, yang merupakan hal terakhir yang dibutuhkan ketika dihadapkan oleh musuh asing."
Perasaan cemas semakin meningkat ketika beberapa pemerintah Barat mulai mengevakuasi keluarga para diplomat mereka. Hal ini mengingatkan warga Iran yang lebih tua akan suasana yang memanas pada saat Irak menginvasi pada tahun 1980 atau selama gejolak revolusi 1979.
Editor : Hasiholan Siahaan