get app
inews
Aa Read Next : Dialog Warung Nusantara bertema "Dari Hutan Menuju Masa Depan: Meningkatkan Peluang Bioekonomi

Bersaing di Panggung Global, Indonesia Lakukan Inovasi Melalui IPTEK

Kamis, 29 Agustus 2024 | 08:00 WIB
header img
Diskusi ini menekankan bahwa dengan ekosistem IPTEK yang inklusif dan kolaboratif, Indonesia akan mampu bersaing di panggung global

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Centre for Innovation and Technology Studies (CTIS), Ikatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI), dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menggelar diskusi bertajuk “Penataan Ekosistem IPTEK untuk Mendukung Asta Cita” di Jakarta, Rabu (28/08). Diskusi ini menyoroti pentingnya kolaborasi erat antara akademisi, industri, dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mampu mendukung visi Indonesia 2045 yang maju, berdaulat, adil, dan makmur.

Asta Cita, visi pembangunan yang dicanangkan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming, menekankan penguatan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan inovasi sebagai pilar utama pembangunan. Pemanfaatan hasil riset dan inovasi dipandang sebagai kunci penggerak daya saing bangsa dan pembangunan berkelanjutan.

Kolaborasi Sebagai Kunci Inovasi

Prof. Dr. Ir. Indroyono Soesilo, M.Sc, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Periode 2014-2015, menekankan bahwa Indonesia membutuhkan infrastruktur IPTEK yang kuat untuk mendukung inovasi di berbagai sektor. "Tanpa kolaborasi yang erat, pembangunan infrastruktur IPTEK akan tertinggal dari negara lain yang sudah bergerak lebih cepat. Kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mempercepat penerapan teknologi dalam industri," tegasnya.

Indroyono juga menyoroti pentingnya memanfaatkan hasil riset untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri. Menurutnya, penelitian yang diselaraskan dengan kebutuhan industri akan mempercepat pencapaian target pembangunan nasional. “Hasil riset kita harus keluar dari laboratorium dan langsung diterapkan untuk memecahkan masalah nyata di lapangan,” jelasnya.

Tantangan dan Solusi Ekosistem IPTEK

Tantangan utama yang dihadapi ekosistem IPTEK saat ini adalah minimnya koordinasi antara akademisi, industri, dan pemerintah, menurut Bambang Brodjonegoro, mantan Menristek/Kepala BRIN. Ia menegaskan perlunya membangun jembatan yang kuat di antara ketiga sektor ini. "Dengan kerja sama yang lebih erat, kita bisa mendorong inovasi yang lebih relevan dan solutif," ungkapnya.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut