get app
inews
Aa Read Next : Apresiasi Nasabah, BRI Life Gelar BRILian Appreciation Week 2024

1.000 Peserta dari 30 Negara Hadiri Kongres ICCN 2024 di Indonesia

Jum'at, 13 September 2024 | 12:21 WIB
header img
Hadir : Dr. dr. Dodik Tugasworo P, Sp.S(K)MH, President of Indonesian Neurological Association/ Ketua PP PERDOSNI, dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), Convenor of the 33rd ICCN 2024, Jonathan Cole, MA, MSc, DM, FRCP, FTPS – President IFCN

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Federasi Internasional Neurofisiologi Klinis (IFCN) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI) menghadirkan konferensi global di bidang neurologi, yaitu The International Congress of Clinical Neurophysiology (ICCN) 2024, yang untuk pertama kalinya diadakan di Indonesia. Kongres ini berlangsung dari 10 hingga 14 September 2024 dan akan membahas inovasi serta penelitian terbaru dalam bidang neurologi dan neurofisiologi. Lebih dari 1.000 peserta dari lebih dari 30 negara akan menghadiri acara ini. ICCN 2024 mengusung tema “Clinical Neurophysiology of Diseases” karena pentingnya pendekatan neurofisiologi dalam kesehatan saraf.

Kesehatan otak dan sistem saraf semakin menjadi perhatian global, mengingat tingginya jumlah penderita gangguan neurologis. Pada tahun 2021, lebih dari sepertiga populasi dunia, atau sekitar 3,4 miliar orang, terdampak oleh kondisi seperti stroke, migrain, Alzheimer, demensia, epilepsi, dan gangguan neurologis lainnya. Berdasarkan data WHO, gangguan neurologis telah menjadi penyebab utama penyakit dan kecacatan global, dengan peningkatan 18% sejak 1990. Salah satu pendekatan untuk menangani gangguan neurologis adalah melalui neurofisiologi.

Jonathan Cole, MA, MSc, DM, FRCP, FTPS – Presiden IFCN menjelaskan bahwa pendekatan neurofisiologi melibatkan studi aktivitas listrik di otak dan sistem saraf untuk mendiagnosis serta memahami gangguan seperti epilepsi, gangguan tidur, dan cedera saraf. Ini melibatkan penggunaan EEG (elektroensefalogram), EMG (elektromiogram), dan EP (evoked potential) untuk menganalisis sinyal saraf dan memberikan intervensi yang tepat.

“Meskipun pendekatan ini sangat potensial, kesadaran tentang pentingnya neurofisiologi dalam praktik medis sehari-hari masih terbatas. Banyak yang belum menyadari dampak signifikan dari pendekatan ini dalam mengoptimalkan hasil pengobatan,” tambah Jonathan, Kamis (12/9/2024).

dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), Ketua Penyelenggara ICCN ke-33 pada tahun 2024, menyatakan bahwa tema “Clinical Neurophysiology of Diseases” kembali menekankan pentingnya pendekatan serta teknologi neurofisiologi seperti EEG, EMG, dan evoked potentials dalam memahami dan menangani penyakit saraf. Dengan pendekatan ini, intervensi dapat dilakukan lebih dini, sehingga mengurangi dampak jangka panjang dari berbagai gangguan neurologis.

ICCN 2024 akan diselenggarakan selama lima hari penuh, dengan program komprehensif yang mencakup dua hari workshop dan tiga hari simposium. Lebih dari 100 pembicara dari 30 negara akan berbagi pengetahuan, ilmu, dan penelitian terbaru dalam bidang neurologi, khususnya pendekatan neurofisiologi. Ini adalah pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah ICCN.

dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), juga menambahkan bahwa Indonesia memiliki populasi dan lokasi geografis yang luas, namun akses ke pemeriksaan dengan pendekatan neurofisiologi masih terbatas. Diharapkan kehadiran ICCN di Indonesia menjadi titik balik yang penting, tidak hanya dalam peningkatan pengetahuan medis, tetapi juga dalam memperkuat kolaborasi di seluruh Asia Tenggara. Kongres ini bertujuan untuk membangun momentum, meningkatkan kesadaran, dan memperluas akses terhadap neurofisiologi di Indonesia dan negara-negara tetangga.

Dr. dr. Dodik Tugasworo P, Sp.S(K)MH, Ketua PERDOSNI, menjelaskan bahwa forum ini menawarkan program komprehensif dengan pembahasan mendalam, termasuk hasil riset terbaru tentang dampak gangguan saraf terhadap kualitas hidup pasien dan pengembangan teknologi neurofisiologi yang lebih inovatif, termasuk penggunaan AI untuk membantu pasien dengan kondisi kronis dan di daerah terpencil. Salah satu topik menarik adalah studi tentang penggunaan stimulasi otak non-invasif untuk pengobatan demensia (Alzheimer), yang menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam memperlambat progresi penyakit. Selain itu, Profesor David Burke dari University of Sydney, Australia, akan membahas penelitiannya yang inovatif dalam neurofisiologi kontrol gerakan.

“Kami berharap forum ini berkontribusi pada perkembangan ilmu neurofisiologi, serta menekankan pentingnya kerjasama lintas disiplin dan antarnegara dalam mengurangi beban penyakit neurologis. Dengan perkembangan ilmu neurofisiologi, kita memiliki peluang besar untuk pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan yang lebih efektif bagi pasien,” tutup dr. Manfaluthy.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut