Raufi membenarkan "Ki Tengger Djati mendirikan langgar atau padepokan tidak dipakai menetap dan wafat bahkan beliau meninggalkan tempat tersebut setelah hadiranya Sayyid Hasan Ali Al-Husaini. Menyoal tahun dibangunya masjid, menurut tradisi seni bertutur yang disampaikan Raufi didirikan tahun 1455 sementara pada batu prasasti yang berada di halaman masjid tertera tahun 1576.
Folkor Masjid Jami Kalipasir
1576 diakui banyak orang sebagai tahun berdirinya masjid sebab baru tahun tersebut terbentuk sistem pemerintahan yaitu Adipati Kuripan dipimpin oleh Ngabei Sutadilaga yang mampu mengeluarkan legalitasnya (pencatatan resmi)”penjelasan pengurus DKM Kalipasir bid. Cagar Budaya.
Kemudian yang tidak kalah menariknya adalah ornamen masjid bernilai estetis dan sangat bermakna seperti empat soko guru (tiang penyangga) berbahan kayu satu diantaranya merupakan pemberian Raden Said (Sunan Kalijaga) wujud ta'dzim kepada guru yang sedang mendirikan masjid di Kalipasir yaitu Sayyid Hasan Ali Al-Husaini.
Molo-molo (kubah masjid) menyerupai mahkota kesultanan Sunda merupakan perpaduan dua unsur kebudayaan Sunda dan Wahanten Girang (ada burung merak) dikemas secara Islami.
Terakhir adalah menara didirikan secara terpisah dari bangunan masjid yang tercatat resmi tahun 1576 sementara menara bercorak arab atau arsitektural hadramaut (tarim) baru didirikan tahun 1904.Sebagai penutup pesan ada pesan dari Raufi selaku DKM Kalipasir bid. Cagar Budaya " Masjid selain berfungsi sebagai tempat beribadah juga menjadi pusat penyelesaian urusan
kemaslahatan umat seperti pendidikan, sosial, budaya bahkan kenegaraan, maka dari itu tujuan mendatangi masjid adalah memakmurkanya, memelihara dan mengkaji nilai nilai agama yang ditanamkan didalam masjid.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait