ALOR, iNewsTangsel.id - Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Alor, sukses menyelenggarakan Program Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) di Kabupaten Alor. Program ini bertujuan untuk menginventarisasi dan mendokumentasikan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang ada di wilayah tersebut. Sebanyak 10 OPK berhasil tercatat dan melalui tahap kurasi dalam pelaksanaan program ini.
Dari temuan tersebut, terhimpun sebanyak 589 data terkait OPK di Kabupaten Alor, mencakup aspek budaya seperti manuskrip sejarah, tradisi lisan, pengetahuan tradisional, pangan lokal, permainan tradisional, bahasa, serta teknologi terkait pangan lokal. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pangan lokal sebagai identitas sekaligus budaya masyarakat Alor.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, menekankan bahwa kebudayaan memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan.
“Pangan lokal bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan, tetapi juga soal identitas dan kebanggaan. Dengan memahami dan memanfaatkan bahan pangan lokal, kita sebenarnya sedang memperkuat kedaulatan pangan kita,” ujarnya, Sabtu (14/9/2024).
Program SLKL ini juga melibatkan diskusi terpumpun yang dihadiri berbagai pemangku kepentingan, seperti orang tua, perangkat sekolah, perangkat desa, dan para ahli pangan. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan pangan lokal serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaatnya. Komunitas Finbargo, yang fokus pada isu pangan sehat di NTT, turut berperan sebagai fasilitator dalam diskusi ini.
Salah satu target penting dari program ini adalah generasi muda. Siswa-siswi kelas 5 dan 6 SDN Hombol, Kabupaten Alor, mendapatkan edukasi mengenai makanan sehat berbasis pangan lokal melalui kegiatan makan sehat. Acara tersebut dihadiri oleh Pj Gubernur Nusa Tenggara Timur, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Pj Bupati Alor, serta kepala dinas terkait.
Kegiatan makan bersama dengan berbagai sajian pangan lokal diharapkan mampu membangkitkan kebanggaan generasi muda terhadap kekayaan pangan daerahnya.
“Ketika mereka bangga dengan kekayaan pangan lokal dan mampu memanfaatkannya dengan bijak, kita bukan hanya menjaga ekosistem, tetapi juga membangun kemandirian yang berkelanjutan untuk masa depan,” tutup Hilmar.
Program SLKL ini menjadi langkah nyata untuk melestarikan kebudayaan lokal sekaligus memperkuat kedaulatan pangan di Kabupaten Alor, membawa dampak positif bagi masyarakat setempat dan generasi penerus.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait