SETELAH memahami akar sejarah dan fondasi spiritual yang membentuk watak perlawanan bangsa Yaman, kita memasuki dimensi yang lebih konkret: bagaimana negeri yang tidak mapan ini mampu membalik logika kekuatan dalam dunia modern? Bagaimana Yaman, dengan segala keterbatasannya, bisa menembus langit-langit pertahanan musuh yang secara teknologi dan finansial jauh lebih unggul?
Di sinilah bagian paling mencengangkan dari kisah Yaman: strategi pertahanan, intelijen, dan hubungan regional-global yang membentuk jaring kekuatan senyap tapi mematikan. Mereka tidak hanya bertahan. Mereka menyusun pola perlawanan yang presisi dan membuat lawan gentar untuk melangkah lebih dalam.
1. Ketahanan Asimetris
Yaman sadar bahwa mereka tidak mungkin menyaingi kekuatan militer konvensional dari Arab Saudi atau koalisi Barat. Maka mereka merumuskan strategi berbasis doktrin ketahanan asimetris, yaitu:
- Meminimalkan target statis,
- Meningkatkan mobilitas pasukan kecil,
- Menyebar pusat komando,
- Dan yang paling penting: menempatkan kehormatan dan harga diri sebagai bahan bakar tempur.
Mereka tidak takut mati karena mereka yakin bahwa kematian dalam kehormatan lebih mulia daripada hidup dalam pengkhianatan. Inilah bahan bakar utama yang tidak bisa dimiliki oleh tentara bayaran.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait