CIPUTAT, iNewsTangsel.id - Penetapan sejumlah pejabat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sebagai tersangka korupsi berdampak langsung pada terganggunya layanan pengelolaan sampah. Sejak ditangkapnya Kepala DLH Wahyunoto Lukman dan Kabid Kebersihan TB Apriliandhi Kusumah Perbangsa oleh Kejaksaan Tinggi Banten, penumpukkan sampah menggunung di Pasar Cimanggis.
Pantauan di lapangan serta laporan warga menunjukkan tumpukan sampah mulai terlihat di berbagai kawasan, mulai dari lingkungan permukiman hingga pasar tradisional. Sampah yang menumpuk ini terjadi sejak penetapan tersangka kasus dugaan korupsi pengelolaan sampah tahun anggaran 2024.
Minimnya koordinasi dan ketidakjelasan alur tanggung jawab di internal DLH pasca-penangkapan disebut menjadi penyebab utama lumpuhnya layanan tersebut.
"Saya heran, setiap lewat Jalan Otista dekat Pasar Cimanggis pasti penuh sampah. Bau busuknya sangat mengganggu. Apakah memang dibiarkan seperti ini?" keluh Ryanti (29), warga Ciputat, Jumat (18/4/2025).
Kondisi serupa dikeluhkan Udin (68), petugas kebersihan di sekitar Pasar Cimanggis. Ia mengaku hanya membersihkan area sekitar tanpa kewenangan mengangkut sampah.
"Saya hanya sapu-sapu. Untuk angkut sampah besar bukan tugas saya. Warga yang kasih uang seikhlasnya, paling Rp2.000 sampai Rp5.000," ujar Udin.
Upaya konfirmasi kepada Sekretaris DLH Tangsel, Indri Sari Yuniandri, masih belum membuahkan hasil. Hingga berita ini diturunkan, pesan yang dikirim melalui aplikasi WhatsApp belum direspons.
Warga khawatir, jika situasi ini terus dibiarkan, potensi gangguan kesehatan masyarakat meningkat. Selain menimbulkan bau tak sedap, tumpukan sampah berpotensi menjadi sumber penyakit dan mencemari lingkungan.
Desakan pun muncul dari warga agar Pemerintah Kota Tangsel segera mengambil langkah darurat untuk memulihkan layanan kebersihan. Mereka berharap proses hukum yang berjalan tak menjadi alasan lumpuhnya pelayanan publik.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait