Menyiapkan Pemimpin Masa Depan, Kampus Tekankan Pentingnya Adab Mahasiswa

ire
Kegiatan mahasiswa bukan hanya soal akademik, tetapi juga proses pendidikan moral. Foto Ire

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Upaya menyiapkan mahasiswa sebagai generasi masa depan bangsa kembali ditekankan oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 (UTA ’45), Rudyono Darsono. Dalam forum dialog bersama unsur pimpinan kampus, Rudyono menegaskan bahwa mahasiswa bukan hanya dituntut unggul secara akademik, tetapi juga harus dibekali etika dan adab sebagai fondasi karakter.

Menurut Rudyono, mahasiswa merupakan “generasi emas” yang akan menentukan arah bangsa ke depan. Karena itu, pembentukan karakter dinilai sama pentingnya dengan penguasaan ilmu.

“Sepintar apa pun seseorang, adab dan sopan santun tetap harus dijaga. Mahasiswa harus menyiapkan masa depannya dengan etika yang kuat, karena itu modal utama mereka saat terjun ke masyarakat,” ujar Rudyono, Jumat (21/11/2025).

Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Ilmu Sosial UTA ’45 Jakarta, Bobby Reza, menegaskan bahwa kampus terus berupaya menyediakan ruang pembelajaran yang menekankan integritas dan tanggung jawab. Ia menyebut kegiatan mahasiswa harus menjadi wadah pembentukan karakter yang disiplin dan beretika.

“Kegiatan mahasiswa bukan hanya soal akademik, tetapi juga proses pendidikan moral. Kami ingin setiap aktivitas menjadi latihan kepemimpinan yang santun, bertanggung jawab, dan menghargai tata tertib,” kata Bobby.

Sementara itu, Kepala Kemahasiswaan UTA ’45 Jakarta, Achmad Rofii, menekankan pentingnya membangun suasana kampus yang edukatif dan damai. Menurutnya, mahasiswa harus memahami bahwa kebebasan berekspresi tetap harus berjalan dalam koridor aturan demi menjaga kenyamanan bersama.

“Mahasiswa adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap langkah mereka harus disertai sikap saling menghormati dan kesadaran menjaga lingkungan akademik,” tutur Achmad.

Dalam forum tersebut, seluruh pihak sepakat bahwa pembinaan karakter menjadi fondasi utama pembentukan generasi muda yang siap menghadapi tantangan global. Kampus berkomitmen terus memperkuat pendidikan etika dan adab melalui dialog, pendampingan, dan kegiatan akademik yang konstruktif.

Rudyono menutup dengan penegasan bahwa penyelesaian setiap persoalan di dunia kampus harus dilakukan dengan cara-cara yang damai, santun, dan mendidik.

“Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan dialog. Yang terpenting, mahasiswa belajar untuk beradab, bertanggung jawab, dan tetap menjaga kehormatan kampus,” tutupnya.

Sebagai informasi, Ketua Dewan Pembina UTA ’45, Rudyono Darsono turun langsung menyelesaikan polemik skorsing mahasiswa Damar Setyaji Pamungkas yang sebelumnya berencana menggelar diskusi penolakan Soeharto sebagai pahlawan nasional, dengan memanggil seluruh pihak terkait untuk dimintai keterangan; sementara Damar memprotes dasar skorsing yang dianggap dikaitkan dengan aktivitas politik dan menegaskan bahwa kegiatannya hanya berupa diskusi tanpa izin kampus serta melibatkan pihak luar tanpa pemberitahuan.

 

Editor : Hasiholan Siahaan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network