“Dukungan untuk guru dalam jabatan tentu berbeda dari yang diberikan kepada guru pemula. Guru-guru yang sudah berpengalaman dapat mengikuti program pengembangan kepemimpinan, pelatihan dan kursus khusus, dan jalur kemajuan karier. Guru-guru ini juga akan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesionalisme mereka, melakukan penelitian dan pengembangan, dan jejaring pendukung yang berkelanjutan. Sementara itu, guru-guru yang lebih senior, atau kepala sekolah, akan mendapat dukungan yang lebih berfokus pada pengembangan diri,” ucap Alexius.
Inovasi Pendidikan dalam Penerapan Kurikulum Merdeka
Forum ini diisi pula dengan sesi pemaparan interaktif berbagi inovasi yang dilakukan oleh guru dan kepala sekolah mitra Tanoto Foundation atau yang disebut Fasilitator Tanoto Foundation. Inovasi-inovasi yang dipaparkan menjadi sumber ide dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
Dalam paparannya, para fasilitator ini menjelaskan bagaimana mereka membantu guru dan kepala sekolah di daerah mereka dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan berbagai inovasi.
Beberapa contohnya adalah Perpustakaan Hibrida SMPN 5 Semarang dan SMPN 4 Sungai Apit, Siak, Riau, yang di mana buku-buku di perpustakaan sekolah tersebut disediakan di dalam versi fisik dan digital sehingga dapat mengakomodir minat baca para murid.
Lalu, ada Intensifikasi Supervisi Melalui Aplikasi Digital di Kendal, Jawa Tengah, dimana terdapat aplikasi digital yang membantu kepala sekolah memvisualisasikan hasil supervisi literasi dan numerasi dari setiap sekolah. Selain itu, ada juga game berbasis digital yang berjudul “Misi Menjaga Bumi” dari SDN 1 Brangsong, Kendal, yang bertujuan menumbuhkan kesadaran siswa dalam mengelola sampah.
Editor : Hasiholan Siahaan