Dia juga meminta kepada semua pihak agar bisa berfikir jernih bahwa kinginan Bahlil untuk mendapatkan gelar doktor dari UI saya pikir bukan sekedar gengsi. Mengapa? sebab jabatannya sebagai menterisudah sangat bergengsi.
"Saya dapat merasakan justru Bahlil ini menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap perjuangan kehidupannya. Jika dia mau, mungkin dia bisa saja mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari kampus ternama di dalam atau di luar negeri tanpa harus mengikuti kuliah atau mengerjakan tugas-tugas layaknya mahasiswa regular atau hingga menghadapi ujian terbuka yang persiapannya sangat tidak mudah. Tapi justru Bahlil memilih ikut kuliah S3," jelasnya.
Kritik terhadap Bahlil seringkali berfokus pada aspek formalitas, seperti kapan ia sempat kuliah di tengah kesibukan sebagai Menteri. Sudut pandang seperti ini cenderung negatif dan mengabaikan konteks riset multidisiplin yang seringkali melibatkan pendekatan yang lebih fleksibel.
Perlu dipahami bahwa program doktoral, terutama yang lintas disiplin, seringkali memberikan keleluasaan bagi peserta didik untuk mengkonversi kegiatan akademik lainnya sebagai pengganti mata kuliah tertentu.
Tapi jika dirasakan dari sudut pandang berbeda, Bahlil justru sedang menunjukkan bahwa dia sedang benar-benar serius ingin menimba ilmu di UI seperti seniornya Akbar Tandjung menimba ilmu hingga Doktor di UGM atau SBY menimba ilmu hingga Doktor di UGM.
"Maka di sini saya harus menaruh hormat pada Bahlil karena dia justru memilih ‘jalur lambat’ untuk mendapatkan Doktor dan serius ingin menimba ilmu dan pengetahuan dari Perguruan Tinggi hingga sampai di ujung studi ujian terbuka doktor," ucap Prof Iswandi.
Di bagian lain, kata dia, ada yang menilai mutu disertasinya yang rendah, ini siapa yang menilai? Sebagai dokumen publik, disertasi Bahlil dapat saja dibaca dan dinilai luas oleh siapa saja. Tetapi penilaian yang berimplikasi tentu harus dilakukan oleh expert (ahli).
Termasuk dugaan dan tuduhan tingginya similarity atau plagiasi Turnitin Disertasi Bahlil. Dua hal ini dapat menunjukkan awam yang menilai tidak paham prosedur dan tahapan ujian Doktor atau mereka tidak percaya pada Bahlil. Jika tidak paham prosedur, sebaiknya kuliah Doktor hingga ujian terbuka dulu saja.
Semua disertasi pada Perguruan Tingggi itu harus lolos similarity dengan tingkat presentasi berbeda-beda. Ada yang 20% hingga 35%. Dan itu pasti secara prosedur sudah dilalui melalui semua tahapan ujian hingga sampai pada ujian terbuka.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta