Penyerangan Mapolres Tarakan, Perlu Terobosan Substansial atasi Konflik TNI-Polri

Menurut Hendardi, petinggi dari dua institusi itu juga tidak mampu menyelesaikan akar masalah yang memicu konflik pada anggota mereka di lapangan. Penanganan terhadap konflik di TNI maupun Polri hanya ditutupi secara simbolis dengan dalih sinergitas.
Padahal kondisi di lapangan menunjukkan mereka kerap bersinggungan satu sama lain. “Penanganan konflik secara substantif dan fundamental harus menyasar pada kepatuhan terhadap disiplin bernegara dan berdemokrasi. Masing-masing institusi harus menjalankan perannya tanpa melampaui batas-batas tugas dan fungsinya,” ucap Hendardi.
Selama ini, penanganan konflik dan ketegangan di akar rumput hanya diselesaikan secara simbolis dan di tingkat elit. Kondusivitas dan sinergi artifisial selalu didengungkan oleh TNI-Polri, tetapi tidak menyelesaikan akar persoalannya, termasuk abai membangun karakter dan mentalitas patriotik anggota.
Penanganan konflik dan ketegangan secara substansial dan fundamental harus menyasar kepatuhan pada disiplin bernegara dan berdemokrasi, yang meletakkan supremasi sipil sebagai pemimpin politik.
Masing-masing institusi, sesuai dengan desain konstitusional menjalankan perannya, tanpa melampaui batas-batas tugas dan fungsi yang bukan merupakan mandat konstitusionalnya.
Editor : Hasiholan Siahaan