TANGERANG SELATAN - Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) meminta petugas medis disiagakan dinas kesehatan (dinkes) selama 24 guna mengantisipasi lonjakan kasus penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
“Sebetulnya tugas mereka dari awal tahun keliling, tapi dengan kondisi seperti saat ini mereka kami kasih tugas tambahan untuk penyakit yang disebabkan oleh polusi seperti ISPA," kata Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, Jumat (25/8/2023).
Sebanyak 108 petugas medis yang tergabung dalam ‘Tim Ngider Sehat’ disebar ke 54 kelurahan dengan masing-masing dua orang. Kalau mereka tidak berkeliling, maka berada di puskemas.
“Nomor telepon mereka juga sudah tersebar di setiap RT dan RW," ujarnya.
Dengan begitu Benyamin Davnie berharap masyarakat bisa memanfaatkannya tanpa dipungut biaya (gratis). "Obat juga free," ucapnya.
Kasus ISPA di Tangsel pada 2023 tidak mengalami kenaikan besar dibandingkan tahun lalu, tapi penderitanya didominasi oleh anak-anak ketimbang tahun lalu mayoritas usia 40-50 tahunan.
Perubahan data pengidap ISPA disinyalir akibat faktor cuaca yang panas pada beberapa waktu belakangan bukan akibat faktor kualitas udara yang buruk "
“Cuaca panas minum yang dingin, akhirnya iritasi tenggorokannya jadilah ISPA," ucap Benyamin Davnie.
Laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel yang dihimpun dari 31 puskesmas dan tiga rumah sakit di Tangsel menyebutkan penderita ISPA sebesar 7.537 kasus pada Januari sampai Agustus 2023 atau turun dibandingkan periode Januari hingga Juli sebesar 8.576 kasus.
Editor : Mochamad Ade Maulidin
Artikel Terkait
