Kedekatan ini membuat Ny. Roekiyem Soepratijah memberi amanah kepada orang tua Imelda untuk meluruskan sejarah dan riwayat hidup Wage Rudolf Soepratman. Amanah ini diberikan karena Roekiyem merasa hanya Augustiani dan suaminya yang peduli dan mampu menjalankan tugas tersebut.
Imelda menambahkan bahwa meskipun Ny. Roekiyem Soepratijah telah meninggal pada tahun 1978, orang tuanya tetap bertekad menjalankan amanah tersebut. Wage Rudolf Soepratman merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara dari pasangan Sersan Djoemeno Senen Sastrosoehardjo dan Siti Senen. "Orang tua kami, Anthony C Hutabarat dan Augustiani, adalah cucu dari Ny. Ngadini Soepratini, kakak kelima Wage Rudolf Soepratman, yang menerima amanah dari Ny. Roekiyem Soepratijah," tambahnya.
Imelda menuturkan bahwa amanah untuk meluruskan sejarah dan riwayat hidup Wage Rudolf Soepratman diberikan oleh Ny. Roekiyem Soepratijah pada tahun 1971, tepat 33 tahun setelah Wage Rudolf Soepratman meninggal pada 17 Agustus 1938. Amanah ini diberikan karena setelah meninggalnya Soepratman, ada pihak yang mengaku sebagai istrinya, padahal selama hidupnya Soepratman tidak pernah menikah. "Ny. Roekiyem Soepratijah memberikan amanah tersebut kepada orang tua kami di rumahnya di Jalan Veteran I no. 2 Jakarta Pusat, pada tahun 1971, 33 tahun setelah wafatnya Mbah W.R. Soepratman," ujarnya.
Imelda menegaskan bahwa selama hidup Ny. Roekiyem Soepratijah, sejarah dan riwayat hidup Wage Rudolf Soepratman memang belum terungkap dengan jelas. Oleh karena itu, amanah tersebut diberikan kepada Anthony C Hutabarat dan Augustiani, yang dinilai paling peduli terhadap W.R. Soepratman dan sering mengunjungi kakak-kakak Soepratman yang masih hidup pada era 1970-an. "Kami bersyukur dan bangga karena orang tua kami berhasil menjalankan amanah tersebut," tutupnya.
Imelda menjelaskan bahwa amanah tersebut diterima dengan penuh keprihatinan dari hati seorang kakak atas simpang siurnya sejarah kehidupan Wage Rudolf Soepratman, yang merupakan adik tercinta dari Ny. Roekijem Soepratijah. Amanah itu menegaskan beberapa hal yang perlu diluruskan, antara lain bahwa Wage Rudolf Soepratman lahir di Jatinegara pada 9 Maret 1903, ia adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara, tidak pernah menikah, tidak memiliki anak atau anak angkat, beragama Islam, adalah orang Indonesia asli, dan meninggal pada 17 Agustus 1938 di Surabaya, tepatnya di rumah kakak tertuanya di Jalan Mangga nomor 21, serta dimakamkan di Surabaya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait