"Menemukan makam ayah dan ibu Wage Rudolf Soepratman di Pemalang adalah perjuangan orang tua kami," katanya.
Imelda menjelaskan, jika ada yang bertanya mengapa ada nama "Rudolf," itu adalah nama yang disepakati oleh Ny. Roekijem Soepratijah dan Van Eldik agar Wage Rudolf Soepratman bisa bersekolah di sekolah non-pribumi. "Karena pada masa itu, hanya sekolah tersebut yang dianggap memiliki kualitas pendidikan yang baik," tambahnya.
Imelda juga menekankan bahwa pada tahun 1971, tidak mudah menjalankan amanah untuk meluruskan sejarah dan riwayat hidup pencipta lagu kebangsaan Indonesia ini, mengingat terbatasnya mobilitas, teknologi komunikasi yang belum seperti sekarang, serta mahalnya biaya transportasi udara untuk melakukan penelusuran riwayat hidup sang pahlawan dan menemukan keluarga besar keturunan kakak-adik Wage Rudolf Soepratman yang masih hidup pada waktu itu. "Sambil membiayai kami anak-anaknya, orang tua kami tetap berjuang melaksanakan amanah untuk meluruskan sejarah dan riwayat hidup Wage Rudolf Soepratman," katanya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait