Selain itu, fasilitas smelter dilengkapi dengan sistem dust collector, waste management, dan alat pemantau emisi secara digital dan real-time untuk memastikan standar kualitas lingkungan selalu dipatuhi.
Seluruh pasokan listrik Smelter PT Ceria juga berasal dari PLN UID Sulselrabar yang telah memperoleh Renewable Energy Certificate (REC), memastikan penggunaan energi hijau yang mendukung target dekarbonisasi nasional.
“Dengan penggunaan listrik hijau ini, produk nikel PT Ceria memiliki jejak karbon yang minimal, mendukung industri nikel berkelanjutan di Indonesia,” ungkap Roimon.
Tidak hanya di sektor hilirisasi, implementasi ESG PT Ceria juga diterapkan secara menyeluruh di area tambang nikel yang terletak di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka.
PT Ceria mengedepankan prinsip Good Mining Practice yang mencakup pengelolaan lingkungan (Environmental), pemberdayaan sosial masyarakat (Social Responsibility), dan tata kelola perusahaan yang baik (Governance).
Dalam aspek lingkungan, PT Ceria melaksanakan pengelolaan reklamasi dan revegetasi lahan pascatambang secara berkelanjutan, pengendalian erosi dan sedimentasi, serta perlindungan kawasan lindung di sekitar wilayah tambang. Perusahaan juga menerapkan sistem manajemen air terpadu untuk menjaga kualitas air lingkungan.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait