“Pengembangan varietas ini menjadi bagian dari solusi atas isu ketahanan pangan nasional, sekaligus memanfaatkan potensi tanaman lokal untuk menjawab tantangan gizi masa depan,” imbuhnya.
Prof. Nesti menambahkan, selain itu, kampusnya juga memanfaatkan potensi bioteknologi dalam pengolahan limbah organik menjadi produk bermanfaat.
Nesti mengatakan bahwa melalui program eco enzyme, limbah dapur seperti kulit buah, air, dan gula difermentasi menjadi cairan serbaguna dengan sifat antibakteri tinggi. Produk turunan eco enzyme tersebut telah dikembangkan menjadi sabun tangan alami, semprotan antibakteri, dan deterjen cair ramah lingkungan.
“Uji laboratorium menunjukkan efektivitasnya melawan bakteri seperti E. coli, Staphylococcus aureus, dan Bacillus cereus. Proyek ini mendukung prinsip zero, sehingga semua hasil riset kami dapat mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, meningkatkan ketahanan pangan, dan mengurangi limbah organik. Semuanya untuk kepentingan masyarakat luas,” tutup Prof. Nesti.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait