400 Ribu Warga Indonesia Jalani Pemindaian Tulang, Risiko Osteoporosis Meningkat Signifikan

Deny Pohan
Lebih dari 400.000 orang di 16 kota, ditemukan bahwa risiko osteoporosis meningkat rata-rata 20 persen setiap penambahan usia 10 tahun. Foto ist

Kasus seperti yang dialami Henny Purwanti (70) menggambarkan bagaimana osteoporosis dapat hadir tanpa tanda. “Saya merasa sehat dan aktif, tapi hasil pemeriksaan menunjukkan nilai kepadatan tulang saya -2. Itu berarti risiko saya tinggi,” tuturnya. Setelah didiagnosis, ia mulai rutin berjalan kaki dan memperbaiki pola makan.

Para ahli menekankan bahwa gejala osteoporosis sering kali baru dirasakan ketika tulang sudah rapuh. Keluhan seperti nyeri punggung, berkurangnya tinggi badan, atau patah tulang ringan bisa menjadi tanda awal yang sering diabaikan. “Karena bersifat irreversible, pencegahan menjadi satu-satunya cara terbaik,” ujar Tirza menegaskan.

Masyarakat diimbau untuk lebih memperhatikan kesehatan tulang sejak usia muda. Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda ringan, atau menari dapat membantu menjaga kepadatan tulang. Asupan protein, kalsium, magnesium, dan vitamin D juga berperan besar dalam memperlambat proses pengeroposan. “Jangan tunggu nyeri atau menua dulu. Periksakan kepadatan tulang minimal sekali dalam beberapa tahun. Tulang kuat berarti kualitas hidup lebih baik di masa tua,” ujar Tirza.



Editor : Hasiholan Siahaan

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network