Asuransi Jiwa Syariah Perluas Peran dalam Ekosistem Keuangan Inklusif dan Berkelanjutan

JAKARTA, iNewsTangsel.id - PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia Syariah menegaskan posisinya dalam ekosistem keuangan syariah nasional melalui forum diskusi bertema “Peran Manulife Syariah Indonesia dalam Ekosistem Keuangan Syariah”. Forum ini menjadi ruang evaluasi sekaligus proyeksi terhadap arah industri asuransi jiwa syariah di tengah meningkatnya kebutuhan akan layanan keuangan yang adil, etis, dan berbasis prinsip syariah.
Fauzi Arfan, Presiden Direktur Manulife Syariah Indonesia, menyatakan bahwa transformasi ekonomi yang lebih inklusif memerlukan kontribusi aktif dari sektor keuangan syariah, termasuk asuransi jiwa. “Kami melihat urgensi memperluas akses terhadap perlindungan berbasis syariah, terutama bagi masyarakat yang selama ini belum tersentuh oleh layanan keuangan formal,” ujar Fauzi dalam media briefing yang digelar di Jakarta, Sabtu (31/5/2025).
Langkah strategis terbaru perusahaan adalah penunjukan KH Ma’ruf Amin sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah sejak 1 Mei 2025. Penunjukan ini dinilai sebagai bagian dari penguatan tata kelola dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan produk dan dana nasabah.
Fauzi menjelaskan, tata kelola berbasis nilai keadilan dan transparansi menjadi fondasi dalam menghadapi dinamika ekonomi, termasuk tantangan seperti inflasi medis dan tekanan global. “Dalam konteks pengelolaan risiko dan perlindungan jangka panjang, asuransi jiwa syariah hadir bukan hanya sebagai instrumen finansial, tetapi juga solusi keberlanjutan sosial,” tambahnya.
Dari sisi kinerja, lini bisnis syariah mencatatkan peningkatan positif. Laporan keuangan Manulife Indonesia 2024 menunjukkan total klaim syariah mencapai Rp225 miliar, naik 17% dibanding tahun sebelumnya. Risk-Based Capital (RBC) perusahaan juga tercatat sangat kuat, yakni 7.063% untuk Dana Perusahaan dan 1.588% untuk Dana Tabarru’. Surplus underwriting mencapai Rp37 miliar, dan hingga April 2025, total aset lini syariah menembus Rp1,54 triliun.
Editor : Hasiholan Siahaan